REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping mendesak upaya diplomasi untuk menurunkan esklasi ketegangan antara Israel dan Iran. Menurut laporan Xinhua, Kamis (19/6/2025), desakan itu diutaran Xi saat berbincang melalui sambungan telepon dengan Presiden Vladimir Putin.
Xi, tanpa menyebut Amerika Serikat (AS), mengatakan, "negara-negara besar" dengan "pengaruh spesial" di kawasan harus bergerak mengupayakan langkah diplomasi untuk mendinginkan situasi. Xi Jinping juga menyinggung peran Israel dalam upaya gencatan senjata.
Beijing sebelumnya mengkritik pendekatan yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang dianggap dapat memperburuk kondisi di Timur Tengah karena menggunakan ancaman terhadap Iran. Diketahui belakangan, Trump terus melancarkan retorikanya terhadap Iran baik melalui keterangan pers maupun media sosial.
"Memanasnya kawasan Timur Tengah tidak menguntungkan siapa pun. Mengobarkan api, menggunakan ancaman dan memberikan tekanan tidak membantu meredakan situasi dan hanya akan memperburuk ketegangan dan memperluas konflik," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (17/6/2025).
Pada Senin (16/6/2025), Donald Trump dalam akun media sosialnya Truth Socia mengatakan Iran harus setuju terhadap suatu "kesepakatan".
"Iran seharusnya menandatangani 'kesepakatan' yang saya minta mereka tandatangani. Sungguh memalukan, dan membuang-buang nyawa manusia. Sederhananya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah mengatakannya berulang kali!" tulis Trump.
View this post on Instagram