REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO, – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Manggarai Barat bekerja sama dengan pemerhati anak dan perempuan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, berupaya mencegah kekerasan dan menekan angka kasus kekerasan terhadap anak di wilayah tersebut. Kerja sama ini diumumkan dalam perayaan HUT ke-26 DWP di Labuan Bajo pada Kamis.
Ketua DWP Manggarai Barat, Fatinci Reynilda Sodo, menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan tagline HUT ke-26 DWP yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak menuju generasi emas. "Kami tidak ingin kegiatan ini hanya bersifat seremonial," ujar Fatinci.
Dalam upaya ini, DWP Manggarai Barat menggandeng Suster Frederika Tanggu Hana, SSpS dari Koordinator JPIC SSpS Flores Barat Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak. Kerja sama ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang kasus kekerasan dan mendorong kolaborasi pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Fatinci berharap, informasi yang diberikan oleh Suster Frederika mengenai kondisi perkembangan anak di Manggarai Barat dapat menjadi data awal bagi DWP dalam menyusun program kegiatan di masa depan. Ia juga menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi di sekolah-sekolah pada tahun 2026 untuk mencegah kekerasan sejak dini.
"Program kami akan memfokuskan perlindungan anak agar Labuan Bajo menjadi daerah ramah anak. Kami ingin anak-anak tumbuh percaya diri dan siap menjadi pemimpin masa depan, bukan tumbuh dengan luka batin akibat kekerasan," tambahnya.
Sementara itu, Suster Frederika menyoroti pentingnya pola asuh orang tua dalam mencegah kekerasan, termasuk kekerasan seksual pada anak. Ia juga mengingatkan orang tua untuk bijak dalam mengawasi penggunaan gawai oleh anak-anak.
"Anak-anak sangat rentan terhadap kekerasan berbasis online ketika menggunakan handphone. Pengawasan orang tua sangat diperlukan," kata Suster Frederika.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.