REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH, – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana mendirikan pusat evakuasi terpadu di setiap kecamatan terdampak banjir di Aceh untuk memudahkan layanan dasar bagi para pengungsi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa pendirian pusat evakuasi terpadu ini bertujuan mengurangi penyebaran titik evakuasi. "BNPB akan membangun pusat evakuasi terpadu yang ditempatkan di setiap kecamatan, tempat pengungsi akan mendapatkan layanan dasar," ujarnya pada Kamis.
Muhari menjelaskan bahwa layanan terpadu tersebut mencakup dapur umum, layanan kesehatan, fasilitas sanitasi, dukungan pemulihan trauma atau psikososial, layanan pendidikan untuk anak-anak, dan lainnya. Jumlah pusat evakuasi akan bergantung pada jumlah pengungsi di tiap kecamatan, yang bisa berkisar antara lima hingga sepuluh lokasi.
Menurutnya, pusat evakuasi ini disediakan hingga perumahan sementara tersedia, dengan tujuan mendekatkan penyintas ke layanan dasar. Dari 18 kabupaten/kota yang terdampak banjir dan longsor di Aceh, sebanyak 13 kabupaten/kota memiliki titik evakuasi yang tersebar. Para pengungsi tersebar di 2.186 titik di provinsi tersebut.
Bencana banjir dan longsor yang dahsyat melanda tiga provinsi di Sumatra—Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—pada akhir November 2025, menyusul curah hujan yang tinggi. Berdasarkan data BNPB hingga 11 Desember, korban tewas akibat bencana di ketiga provinsi tersebut mencapai 990 orang, dengan 407 di antaranya tercatat di Aceh.
Di provinsi tersebut, jumlah rumah yang rusak mencapai sekitar 138,5 ribu, dengan jumlah pengungsi tertinggi tercatat di Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan Aceh Utara, masing-masing sebanyak 238,5 ribu, 209,5 ribu, dan 153,5 ribu orang.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.