Rabu 03 Dec 2025 14:59 WIB

Intelijen AS: China Serang Taiwan pada 2027

Presiden Taiwan berkeras tak akan kembali ke China.

Kapal serbu ikut serta dalam latihan angkatan laut di Kaohsiung, Taiwan Selatan pada Rabu, 31 Januari 2024.
Foto: AP Photo/Johnson Lai
Kapal serbu ikut serta dalam latihan angkatan laut di Kaohsiung, Taiwan Selatan pada Rabu, 31 Januari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Intelijen AS dilaporkan memprediksi  bahwa Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan militer negaranya untuk siap mengambil kendali militer atas Taiwan pada tahun 2027. Bocoran ini di tengah ancaman Jepang untuk melakukan intervensi militer bila Taiwan dicaplok.

Hal ini dilaporkan media AS the Wall Street Journal. Artikel itu mengulas transformasi dalam hubungan antara China dan Amerika Serikat di bawah masa jabatan kedua Presiden AS Donald Trump. Beijing disebut risau menyusul “isolasi” Washington menyusul perang dagang yang berlangsung selama berminggu-minggu.

Baca Juga

Artikel tersebut mengutip analis politik Chen Xue yang berbasis di Beijing yang mengatakan bahwa “penyatuan kembali China dengan Taiwan bukanlah pertanyaan ya atau tidak, namun sebuah fakta yang tidak dapat dihentikan yaitu pertanyaan tentang bagaimana dan kapan.”

Ia menambahkan bahwa China lebih memilih untuk mencapai tujuan tersebut secara damai, namun menghubungkan hal ini dengan negara-negara asing yang tidak lagi ikut campur dalam masalah tersebut.

WSJ mencatat bahwa presiden China selama panggilan telepon dengan Trump pada tanggal 24 November menegaskan bahwa "kembalinya Taiwan ke China adalah bagian integral dari tatanan internasional pascaperang" yang dibentuk ketika China dan Amerika Serikat bersama-sama mengalahkan Jepang pada tahun 1945.

Hubungan rumit China dan Taiwan

Media itu mencatat bahwa ada kesan bahwa Taiwan tidak lagi penting dalam hubungan dengan Washington. Ini yang menjelaskan – menurut para diplomat – mengapa Beijing bereaksi keras terhadap pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi bahwa Tokyo mungkin menggunakan tentaranya jika terjadi invasi China ke Taiwan. 

China memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi dan diplomatik terhadap Jepang, menuntut agar pernyataan tersebut dicabut. Sedangkan media resmi Partai Komunis China mulai mempertanyakan kedaulatan Jepang atas Okinawa dan menggambarkannya sebagai wilayah Tiongkok kuno.

Patut dicatat bahwa status Taiwan adalah salah satu titik pertikaian terbesar antara China dan Amerika Serikat. Beijing menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan mengancam akan menggunakan kekerasan untuk menjadikan Taiwan berada di bawah kendalinya.

Meskipun tak mendukung kemerdekaan Taiwan yang berpemerintahan sendiri dan tidak memelihara hubungan formal dengannya, Washington adalah pemasok senjata dan peralatan militer terbesar di pulau itu. Pertemuan antara pejabat Amerika dan Taiwan dianggap di China sebagai masalah diplomatik yang sensitif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement