Selasa 09 Dec 2025 14:49 WIB

Zelenskyy dalam Tekanan untuk Menyerahkan Wilayah-Wilayah Ukraina yang Dikuasai Rusia

Tekanan Washington sebagai bagian dari inisiatif perdamaian Donald Trump.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Media Axios mengutip dua pejabat Ukraina, pada Senin (9/12/2025) melaporkan, Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam tekanan untuk menyerahkan wilayah Ukraina demi mencapai perdamaian dalam pembicaraan yang sedang berlangsung antara Washington dan Kiev. Tekanan dari Washington itu sebagai bagian dari inisiatif perdamaian Presiden AS Donald Trump, termasuk terkait isu wilayah dan pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhzhia.

Kiev meyakini bahwa setelah utusan khusus Trump, Steven Witkoff, dan menantunya Jared Kushner melakukan perjalanan ke Moskow, di mana mereka menghabiskan lima jam berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tawaran AS kepada Kiev menjadi lebih buruk. Pada saat yang sama, seorang pejabat AS menyatakan bahwa pemerintahan Trump juga mendesak Putin untuk melonggarkan tuntutannya.

Baca Juga

Laporan Axios itu juga mengungkapkan bahwa AS telah mengirimkan versi terbaru dari rencana perdamaian kepada Ukraina pada Jumat, yang bertentangan dengan klaim Zelenskyy bahwa ia tidak sempat membacanya sebelum panggilan teleponnya dengan Witkoff dan Kushner pada Sabtu lalu.

photo
Peta wilayah Ukraina yang dikuasai pasukan Rusia per Desember 2025. - (Encyclopediae Brittanica )

Selain itu, setelah tiga hari pembahasan antara delegasi AS dan Ukraina, Kiev menilai bahwa Witkoff dan Kushner menginginkan jawaban “ya” yang jelas dari Zelenskyy selama panggilan telepon mereka yang berlangsung selama dua jam pada Sabtu guna meninjau rencana tersebut.

Pemerintahan AS juga dilaporkan memandang kunjungan Zelenskyy ke London sebagai upaya untuk mengulur waktu, yang dianggap tidak membantu proses perdamaian. Menurut Axios, para pejabat Ukraina meyakini bahwa AS berusaha menjauhkan Zelenskyy dari para pemimpin Eropa agar tekanan AS dapat menjadi lebih efektif.

Sementara itu, seruan dari Eropa kepada Ukraina untuk lebih berhati-hati dan bersabar, dianggap oleh Washington sebagai hambatan besar bagi kesepakatan damai yang ingin segera dicapai oleh Amerika Serikat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara, Sputnik/RIA Novosti-OANA, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement