Rabu 11 Jun 2025 19:34 WIB

Kemensos Targetkan Buka 100 Sekolah Rakyat Mulai Juli 2025

Rekrutmen guru hampir rampung, Tahap I mencakup 396 rombel dan 9.780 siswa.

Sejumlah siswa menikmati bekal makan yang dibawa dari rumah di SDN Kedung Jaya 1, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025). Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan menghentikan sementara operasional dapur SPPG milik Bosowa Bina Insani, Kota Bogor itu menyusul kasus keracunan massal yang menimpa sedikitnya 223 siswa dan guru dari 13 sekolah yang menerima layanan program MBG dari dapur tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Sejumlah siswa menikmati bekal makan yang dibawa dari rumah di SDN Kedung Jaya 1, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025). Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan menghentikan sementara operasional dapur SPPG milik Bosowa Bina Insani, Kota Bogor itu menyusul kasus keracunan massal yang menimpa sedikitnya 223 siswa dan guru dari 13 sekolah yang menerima layanan program MBG dari dapur tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Sosial (Kemensos) tengah memfinalisasi persiapan menjelang pembukaan Sekolah Rakyat yang direncanakan dimulai pada Juli 2025. Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menyampaikan bahwa proses rekrutmen tenaga pendidik hampir rampung untuk tahun ajaran 2025.

“Sekarang sudah dibuka untuk rekrutmen guru. Insya Allah nanti tanggal 23–24 (Juni) proses rekrutmen guru semua sudah selesai,” ujar Mensos Saifullah dalam konferensi pers di Kantor Kemensos, Salemba, Jakarta, Rabu (11/6/2025).

Baca Juga

Ia menambahkan bahwa selain merekrut guru, Kemensos juga melakukan perekrutan tenaga kependidikan seperti kepala asrama dan pamong. Hingga kini, tercatat sebanyak 1.554 guru dan 53 kepala sekolah telah disiapkan. Jumlah tersebut masih dapat bertambah menyesuaikan kebutuhan di 100 titik lokasi Sekolah Rakyat.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat sekaligus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009–2014, M Nuh, menyampaikan bahwa tahun ini ditargetkan berdiri 100 sekolah sebagai bagian dari tahap pertama program. Pelaksanaan tahap pertama dibagi dalam dua gelombang.

“Tahun ini 100 sekolah, tentu tahun depan akan ada lagi. Dari 100 itu, kita bagi dua tahap, semuanya tahap I. Ada yang dimulai persis pada Juli, sebagian lagi Agustus dan seterusnya. Yang pasti, semuanya mulai tahun ini,” ujar M Nuh.

Untuk gelombang pertama, akan dibuka 63 lokasi dengan 247 rombongan belajar (rombel) dan total 6.180 siswa. Rinciannya meliputi 3 rombel SD (75 siswa), 119 rombel SMP (2.800 siswa), dan 129 rombel SMA (3.305 siswa).

Sedangkan gelombang kedua (tahap Ib) akan berlangsung di 37 lokasi dengan total 145 rombel dan 3.600 siswa. Rinciannya mencakup 4 rombel SD (100 siswa), 53 rombel SMP (1.310 siswa), dan 88 rombel SMA (2.190 siswa).

Secara keseluruhan, Tahap I mencakup 396 rombel dengan total siswa mencapai 9.780 orang.

Untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan berbasis pengasuhan dan keberdayaan, pelatihan bagi para kepala sekolah juga telah mulai dilakukan. Selain kesiapan sumber daya manusia, Kemensos turut memastikan kebutuhan dasar siswa seperti sepatu, seragam, alat tulis, hingga pakaian dalam disiapkan dengan matang.

M Nuh menegaskan, pengadaan perlengkapan dilakukan secara akuntabel melalui kolaborasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Kemensos selalu bekerja sama dengan BPKP untuk memastikan baik dari sisi unit cost-nya maupun sisi teknis pengadaan yang proper, sesuai dengan aturan main,” ujar M Nuh.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement