REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Tim Hibah PM-BEM Universitas Pasundan (Unpas) menggelar program pemberdayaan perempuan dan penanggulangan kemiskinan bagi wanita rentan sosial ekonomi (WRSE) di Desa Ciater, Kabupaten Subang. Inisiatif berbasis komunitas ini dipimpin oleh Dr. Charisma Asri Fitrananda, M.I.Kom, dengan anggota tim Dr. Qisthy Rabathy, M.Si, dan Dr. Anni Rochaeni, M.T.
Desa Ciater masih menghadapi angka kemiskinan yang cukup tinggi, terutama di kalangan perempuan yang termasuk kategori WRSE, seperti janda, perempuan kepala keluarga, dan ibu rumah tangga tanpa penghasilan tetap. Keterbatasan akses pelatihan dan sumber daya ekonomi membuat kelompok ini rentan terjebak dalam kemiskinan berkepanjangan.
Di sisi lain, potensi pemberdayaan melalui Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal ada potensi pengolahan sampah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan. Pengolahan sampah menjadi kompos bernilai jual berpeluang menjadi sumber pendapatan sekaligus memperbaiki kondisi lingkungan.
Dari hasil pengamatan lapangan, tim menemukan bahwa kelompok PKK masih mengalami hambatan dalam edukasi pengelolaan sampah dan pemanfaatan bank sampah. Komunitas MIKASA sebagai kelompok yang mengelola sampah pun menghadapi kesulitan dalam praktik pengolahan sampah organik menjadi kompos. Selain itu, mereka mengalami kurangnya dukungan teknis serta akses pemasaran.
Temuan tersebut menjadi dasar perlunya intervensi berbasis pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan lintas keilmuan. Di sinilah, tim hibah PM-BM Unpas berperan.
Tim membantu penguatan kapasitas perempuan dalam produksi kompos bernilai ekonomi. Program ini diharapkan mampu membuka peluang pendapatan baru sekaligus menurunkan tingkat kemiskinan di Desa Ciater.
Meningkatkan Ketrampilan Perempuan
Program ini memiliki sejumlah tujuan strategis, mulai dari meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota PKK serta komunitas MIKASA dalam memberdayakan perempuan rentan sosial ekonomi melalui pelatihan kewirausahaan lingkungan.
Pelatihan ini juga menargetkan terbentuknya manajemen usaha dan pemasaran produk kompos yang mandiri dan berkelanjutan, peningkatan kemampuan mengolah sampah organik menjadi kompos, hingga optimalisasi peran bank sampah serta distribusi hasil kompos kepada para pemangku kepentingan.
Pelaksanaan program dirancang melalui beberapa tahapan. Program dimulai dari tahap persiapan dan koordinasi awal dengan mitra, diikuti identifikasi kebutuhan serta pemetaan permasalahan di lapangan.
Selanjutnya, tim akan memberikan edukasi mengenai komunikasi pengolahan sampah rumah tangga, sosialisasi dan pendampingan kewirausahaan, serta pelatihan teknis pembuatan kompos berbasis rumah tangga. Program ini juga mencakup penyediaan sarana-prasarana pengomposan, penyusunan media edukatif, serta pendampingan strategi pemasaran dan distribusi, termasuk pelatihan negosiasi dan penetapan harga kompos siap jual.
Berbagai output ditargetkan dari inisiatif ini. Di antaranya, produksi kompos oleh kelompok PKK dan MIKASA dengan capaian minimal 20 kilogram per bulan, tersedianya modul pelatihan, leaflet, serta video tutorial pengolahan kompos, hingga tersusunnya laporan keuangan sederhana untuk kelompok MIKASA.
Selain itu, program ini menargetkan perumusan strategi pemasaran dan kemitraan distribusi dengan sedikitnya dua pihak stakeholder, peningkatan kapasitas setidaknya 50 peserta dari kedua mitra sasaran, serta dokumentasi kegiatan dalam bentuk laporan dan publikasi.
Program Pengabdian kepada Masyarakat ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun anggaran 2025.