Rabu 03 Dec 2025 19:40 WIB

Sempat Terisolir, Akses ke Empat Desa di Kutablang Bireuen Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Kemesjidan Cot Ara yang terisolir akibat banjir meliputi empat desa atau gampong.

Warga menggunakan kabel baja yang  untuk menyeberangi Sungai Juli pascaputusnya Jembatan Juli di jalan lintas Bireuen - Takengon, Aceh, Selasa (2/12/2025). Kabel baja yang didesain khusus relawan bencana menjadi sarana penghubung untuk memobilisasi warga dan barang sejak putusnya jembatan Juli pada 26 November 2025 akibat banjir luapan Sungai Peusangan.
Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Warga menggunakan kabel baja yang untuk menyeberangi Sungai Juli pascaputusnya Jembatan Juli di jalan lintas Bireuen - Takengon, Aceh, Selasa (2/12/2025). Kabel baja yang didesain khusus relawan bencana menjadi sarana penghubung untuk memobilisasi warga dan barang sejak putusnya jembatan Juli pada 26 November 2025 akibat banjir luapan Sungai Peusangan.

REPUBLIKA.CO.ID, BIREUEN -- Akses ke wilayah pesisir yang terdampak langsung bencana banjir luapan Krueng (sungai) Peusangan di Kecamatan Kutablang, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, sudah dapat dilalui kendaraan, baik roda dua maupun empat. Informasi yang dihimpun di Bireuen, Rabu (3/12/2025), akses ke wilayah pesisir tersebut meliputi Kemesjidan Cot Ara, Kecamatan Kutablang, Kabupaten Bireuen.

Baniir di wilayah tersebut akibat jebolnya tanggul sepanjang hampir satu kilometer. Kemesjidan tersebut meliputi empat desa atau gampong, yakni Gampong Cot Ara, Gampong Jambo Kajeung, Gampong Keurumbok, dan Gampong Rancong

Baca Juga

Wilayah tersebut berada di kawasan hilir daerah aliran sungai (DAS) Krueng Peusangan. Sebelumnya, empat desa tersebut sempat terisolir akibat banjir luapan Krueng Peusangan pada Kamis (27/11/2025).

"Kami sempat terisolasi selama dua hari setelah banjir luapan merendam kawasan ini, termasuk empat desa di Kemesjidan Cot Ara. Kami terjebak setelah badan jalan tertimbun lumpur dengan ketinggian hingga satu meter," kata seorang warga bernama M Kasim.

M Kasim menyebutkan akses jalan ke kawasan tersebut kembali terbuka setelah alat berat didatangkan membersihkan material banjir. Material banjir tidak hanya lumpur, tetapi juga kayu batangan serta pohon tumbang yang terseret luapan banjir dari Krueng Peusangan.

"Kawasan ini kembali bisa diakses sejak dua hari terakhir. Dengan terbukanya akses, transportasi ke tempat kami kembali terbuka setelah sebelumnya sempat terkurung," katanya.

M Kasim menyebutkan warga di Gampong Cot Ara mencapai 700-an jiwa dari 215 keluarga mengalami dampak langsung banjir luapan Krueng Peusangan tersebut. Sebagian besar rumah penduduk terendam lumpur serta lainnya ada yang terseret banjir dan rata dengan tanah.

"Ketinggian lumpur satu meter lebih. Sebagian besar warga mengungsi dan warga yang rumah dua tingkat, bertahan di tempat tinggal masing-masing karena lantai dua tidak terkena lumpur," katanya.

Beberapa fasilitas publik, kata dia, seperti masjid dan madrasah juga teredam lumpur. Beberapa kayu batangan ukuran besar serta tumpukan ranting kayu juga terseret ke halaman masjid.

"Masjid dan bangunan madrasah tidak dapat difungsikan karena lumpur menutupi seluruh area masjid, baik di dalam maupun halaman," katanya.

M Kasim mengatakan masyarakat saat ini membutuhkan tenda pengungsian dan logistik seperti beras, telur, dan lainnya. Selain itu juga ada kebutuhan balita, anak-anak dan lanjut usia.

"Begitu juga air bersih untuk mandi cuci kakus. Kami juga berharap dukungan pemerintah memulihkan areal persawahan yang tertimbun lumpur. Sebab, mata pencaharian sebagian besar warga bertani di sawah," kata M Kasim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement