Rabu 03 Dec 2025 19:02 WIB

Banggar DPR: Anggaran On Call Rp 4 triliun Bisa untuk Penanganan Bencana di Sumatera

Dukungan dana untuk proses tanggap darurat

Foto udara permukiman warga terdampak banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). BPBD Tapanuli Selatan mencatat hingga Sabtu (29/11) sebanyak 43 korban meninggal dunia di wilayahnya akibat banjir bandang pada Selasa (25/11).
Foto: ANTARA FOTO/Yudi Manar
Foto udara permukiman warga terdampak banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). BPBD Tapanuli Selatan mencatat hingga Sabtu (29/11) sebanyak 43 korban meninggal dunia di wilayahnya akibat banjir bandang pada Selasa (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tragedi tanah longsor dan banjir disertai dengan ribuan kayu telah meluluh lantakan sejumlah kawasan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah, mengucapkan berbela sungkawa yang mendalam kepada seluruh keluarga korban.

Baca Juga

“Tragedi ini sangat memilukan. Kita harus berduka secara nasional. Dan korban yang meninggal semoga khunul khatimah,” kata dia, dalam keterangannya, Rabu (3/12/2025).

Said menjelaskan, untuk memberikan respons cepat dan terintegrasi pemerintah perlu mengerahkan seluruh sumber daya nasional untuk menangani bencana ini.

Dia mengatakan, pemerintah dapat menggunakan dana on call yang ada di APBN tahun 2025 sebesar Rp 4 triliun untuk penanganan bencana di Sumatera. Dukungan anggaran ini untuk melakukan proses tanggap darurat hingga pemulihan pascabencana.

Dia menyebut dalam jangka pendek kebutuhan tanggap darurat masih sangat penting, agar warga yang sudah terdampak banjir dan tanah longsor tidak kelaparan.

“Saya sedih menyaksikan di berbagai media warga melakukan “penjarahan” di pertokoan dan gudang Bulog,” ujar dia.

Dirinya yakin kondisi warga demikian belum mendapatkan layanan tanggap darurat dengan layak, dan mungkin hal itu untuk mempertahankan hidup mereka, sehingga mereka melakukan perbuatan. “Yang saya kira dalam hatinya juga tidak ingin dilakukan,” ujar dia.

Dia mengatakan, kebutuhan tanggap darurat mohon di segerakan lebih massif, seperti tempat pengungsian yang layak untuk tempat tinggal sementara, suplai kebutuhan makanan, MCK, selimut dan pakaian jadi.

“Khusus untuk kelompok rentan seperti anak anak perlu diberikan layanan trauma healing,” ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement