Rabu 11 Jun 2025 18:17 WIB

Direktur Intelijen Nasional AS: Dunia di Ambang Kehancuran Akibat Perang Nuklir

AS menyerukan negara-negara pemilik nuklir untuk menempuh alan perlucutan senjata.

 Sebuah foto tak bertanggal yang dirilis pada 10 Oktober 2022 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan unit Tentara Rakyat Korea (KPA) untuk operasi nuklir taktis menggelar latihan militer yang dilakukan untuk memeriksa dan menilai pencegah perang dan kemampuan serangan balik nuklir negara tersebut, di tengah latihan militer gabungan yang sedang berlangsung yang melibatkan pasukan AS dan Korea Selatan di perairan dekat Semenanjung Korea. Korea Utara melakukan latihan dari 25 September hingga 09 Oktober, dan meluncurkan beberapa rudal balistik untuk menguji kemanjuran kemampuan persenjataan nuklir taktis negara tersebut.
Foto: EPA-EFE/KCNA
Sebuah foto tak bertanggal yang dirilis pada 10 Oktober 2022 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan unit Tentara Rakyat Korea (KPA) untuk operasi nuklir taktis menggelar latihan militer yang dilakukan untuk memeriksa dan menilai pencegah perang dan kemampuan serangan balik nuklir negara tersebut, di tengah latihan militer gabungan yang sedang berlangsung yang melibatkan pasukan AS dan Korea Selatan di perairan dekat Semenanjung Korea. Korea Utara melakukan latihan dari 25 September hingga 09 Oktober, dan meluncurkan beberapa rudal balistik untuk menguji kemanjuran kemampuan persenjataan nuklir taktis negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, Tulsi Gabbard, menyatakan bahwa dunia kini berada dalam kondisi “paling dekat” menuju kehancuran akibat perang nuklir. Ia menyerukan kepada negara-negara pemilik senjata nuklir untuk menempuh jalan perlucutan senjata dan menghindari peningkatan ketegangan global.

Dalam sebuah video yang diunggah di platform X, Gabbard menceritakan kunjungannya baru-baru ini ke Kota Hiroshima, Jepang -- lokasi pertama dalam sejarah yang dijatuhi bom atom oleh AS pada tahun 1945. Ia mengakui dampak mengerikan dari serangan nuklir tersebut terhadap umat manusia.

Baca Juga

"Pengalaman ini akan terus membekas dalam diri saya... Hari ini, kita berada lebih dekat dari sebelumnya ke jurang kehancuran nuklir, sementara para elit politik dan penyulut perang dengan sembrono menebar ketakutan dan meningkatkan ketegangan antarnegara pemilik senjata nuklir," kata Gabbard.

"Maka, saatnya kita, rakyat bersuara dan menuntut kegilaan ini berakhir. Kita harus menolak jalan menuju perang nuklir dan bekerja menuju dunia di mana tak seorang pun hidup dalam bayang-bayang bencana nuklir," tegasnya.

Menurut perkiraan terbaru para peneliti nuklir, jumlah hulu ledak nuklir yang siap digunakan di seluruh dunia meningkat dari 9.583 pada tahun 2024 menjadi 9.615 pada 2025. Sementara itu, total jumlah hulu ledak nuklir global kini mencapai 12.340 unit.

Hingga Juni 2025, terdapat sembilan negara yang diketahui memiliki hulu ledak nuklir yang dapat digunakan: Rusia, Amerika Serikat, China, Prancis, Inggris, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara.

 

sumber : Antara, Sputnik-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement