REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan mengonfirmasi menggunakan jet-jet buatan China sekaligus berkomunikasi intens dengan Beijing dalam merespons serangan udara India di tengah ketegangan di kawasan Kashmir. Menteri Luar Negeri Ishaq Dar kepada parlemen Pakistan, dikutip Associated Press pada Rabu (7/5/2025) malam, mengungkapkan bahwa jet China, J-10C dikerahkan untuk menembak jatuh lima jet tempur India, termasuk Rafale buatan Prancis.
Hingga kini, pemerintah India belum mengonfirmasi atau mengakui jatuhnya lima jet tempur mereka. Konfirmasi justru datang dari pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menyebut setidaknya dua jet India berhasil ditembak jatuh oleh Pakistan.
Menurut Dar, Pakistan segera menginformasikan Beijing usai angkatan udaranya berhasil menembak jatuh lima jet India. Diketahui, Duta Besar China untuk Pakistan, Jiang Zaidong pada Rabu mengunjungi kantor Kementerian Luar Negeri Pakistan pada Rabu.
Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat sejak serangan teroris pada 22 April di Pagalham, Kashmir yang menewaskan 26 warga sipil. India menilai serangan itu sebagai aksi terorisme di teritori mereka dan menuduh Pakistan terlibat.
Pada Rabu pagi, India melancarkan serangan militer dengan mengirim rudal menargetkan sembilan lokasi yang mereka klaim sebagai sarang kelompok teroris di Pakistan. Angkatan Bersenjata Pakistan mengatakan setidaknya 31 warga sipil terbunuh menyusul serangan India dan Perdana Menteri Pakistan mengisyaratkan serangan balasan.
Pada Kamis, China meminta India dan Pakistan untuk menahan diri dan tak meningkatkan eskalasi. Saat ditanya apakah Pakistan mengoordinasikan penggunaan jet-jet China, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian mengatakan, "Saya tidak paham dengan hal yang anda sebut. Lantaran duta besar kami ada di Pakistan, saya tidak punya informasi sejauh ini."
China diketahui adalah penyuplai utama persenjataan Pakistan. Sekitar 82 persen dari total impor persenjataan Pakistan pada periode 2019-2023 berasal dari China, berdasarkan data Stockholm International Peace Research Institute.
Klaim Pakistan menembak jatuh jet-jet India dengan jet buatan China menjadi tipik tren di media sosial Weibo. Salah satu komentar teratas mengatakan jika klaim itu benar, "Semua perusahaan industri militer akan mendapat antrean pembeli."
Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi Global Times, menulis di WeChat bahwa kesuksesan Pakistan adalah benar, dan menunjukkan, "Level industri militer China telah melampui Rusia dan Prancis," dan Taiwan pun harus merasa, "lebih takut lagi."