REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sebuah ledakan besar terjadi di salah satu pelabuhan terbesar Iran di Bandar Abbas pada Sabtu (26/4/2025). Ledakan yang menggoncangkan pelabuhan Shahid Rajaee terjadi di sela-sela perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat, namun belum ada indikasi adanya kaitan antara dua peristiwa tersebut.
Juru bicara Organisasi Manajemen Krisis Iran, Hossein Zafari, menduga ledakan sebagai akibat dari buruknya kondisi tempat penyimpanan bahan kimia di Shahid Rajaee. "Penyebab ledakan adalah bahan kimia yang tersimpan dalam kontainer-kontainer," ujar Zafari kepada kantor berita ILNA.
"Sebelumnya, Direktur Jenderal dari Manajemen Krisis Iran telah memberikan peringatan kepada pelabuhan itu saat kunjungannya dan menyoroti kemungkinan bahaya," kata Zafari.
Namun, juru bicara pemerintah Iran mengatakan, meski bahan kimia kemungkinan memang menjadi penyebab terjadinya ledakan, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan. Presiden Iran Masoud Pezeshkian sudah mengeluarkan perintah investigasi atas insiden ini dan mengirim Menteri Dalam Negeri ke lokasi kejadian.
Terletak di kawasan strategis Selat Hormuz, pelabuhan Shahid Rajaee adalah pelabuhan hub terbesar yang menampung kontainer-kontainer berisi barang-barang kebutuhan. Media Iran melaporkan, ledakan menghancurkan kaca-kaca jendela dalam radius beberapa kilometer dan terdengar hingga Qeshm, sebuah pulau yang berjarak sekitar 26 kilometer dari pelabuhan.
Televisi media Iran, melaporkan, bahwa buruknya penanganan terhadap material mudah terbakar sebagai 'faktor kontribusi' ledakan. Seorang pejabat krisis manajemen lokal kepada televisi itu mengatakan, bahwa ledakan besar terjadi setelah beberapa kontainer yang ditempatkan di pelabuhan itu meledak.