REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Pada Senin, 21 April 2025, menjadi momen yang bakal terus diingat oleh lima mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).
Bukan cuma mereka resmi diterima sebagai peserta program International Student Mobility di University of Northern Philippines (UNP), juga karena sambutan hangat—bukan seperti mahasiswa asing, tapi layaknya keluarga baru yang telah lama dinanti.
Bertempat di Tadena Hall UNP, suasana terasa penuh makna. Acara penyambutan digelar dengan penuh kehangatan, mengusung tema “Bridging Cultures and Business: International Student Mobility with UBSI”.
Di hadapan jajaran dekan, dosen, dan staf College of Business Administration and Accountancy UNP, serta Vice President of Academic Affairs, mahasiswa UBSI—Mega, Nur Badarul, Alief, Patricia, dan Intan—diperkenalkan sebagai bagian dari kolaborasi besar antara dua kampus lintas negara.
“Kami percaya pertukaran ini akan memperkuat nilai-nilai global dan persahabatan antara Filipina dan Indonesia,” ujar Dr Rolando B Navarro dalam sambutannya.
Dari penyerahan cendera mata, sesi foto bareng, sampai sesi perkenalan mahasiswa dan student buddies, semuanya terasa penuh makna.
Lima mahasiswa UBSI ini nggak cuma datang untuk belajar, tapi juga menyelami budaya, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan jadi bagian dari kehidupan kampus UNP selama 27 hari ke depan, yakni mulai 15 April hingga 11 Mei 2025.
Jimmi, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UBSI, berterima kasih atas sambutan luar biasa dari UNP. “Ini bukan cuma soal akademik, ini soal memperluas cara pandang mahasiswa kami tentang dunia. Kami sangat menghargai kolaborasi hangat ini,” ujarnya dalam keterangan yang dikutip Rabu (23/4/2025).
Ia berharap pengalaman di UNP bisa menjadi bekal penting dalam membentuk mahasiswa UBSI menjadi pribadi yang adaptif, inklusif, dan punya wawasan global.
Lewat program ini, UBSI tidak hanya mencetak lulusan yang siap kerja, tapi juga siap dunia. Karena sejatinya, di balik setiap lembar paspor dan visa pelajar, ada mimpi-mimpi yang ingin diwujudkan, dan ada jembatan budaya yang sedang dibangun pelan-pelan—dengan ilmu, pengalaman, dan kehangatan yang lintas batas.