Kamis 17 Apr 2025 22:31 WIB

Soal Ijazah Jokowi, Hendri Satrio: Buat Indonesia Ditertawakan Dunia 

UGM sudah memberikan klasifikasi soal ijazah Jokowi.

Rep: Noor Alfian/ Red: Muhammad Hafil
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menyalami masyarakat yang antre di depan rumahnya kawasan Sumber, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (31/3/2025).
Foto: Republika.co.id/Muhammad Noor Alfian Choir
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menyalami masyarakat yang antre di depan rumahnya kawasan Sumber, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (31/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) menilai publik seharusnya sudah tidak lagi membahas keaslian ijazah Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo yang dikeluarkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurutnya, memperpanjang polemik ini hanya akan memperburuk citra Indonesia di mata dunia.

"Kalau pun palsu, ya sudah lah, hanya akan membuat Indonesia ditertawakan di mata dunia, sementara masih banyak permasalahan dalam negeri yang belum selesai," katanya kepada wartawan.

Baca Juga

Hensa mengaku sebelumnya membuat polling di akun X-nya, @satriohendri yang mempertanyakan dampak jika ijazah Jokowi dari UGM terbukti palsu.

Dari 5,498 responden, mayoritas (48% atau 2.655 responden) memilih opsi "Dunia tertawakan kita" jika ijazah ini terbukti palsu. Opsi lainnya mencakup "Jokowi malu" (6,1% atau 335 suara), "UGM Dibubarkan" (22,3% atau 1.226 suara), dan "Jokowi mesti kuliah lagi" (23,3% atau 1.282 suara).

Hensa pun melihat, isu ini sudah tak perlu dibahas lantaran pihak kampus yaitu UGM sudah berkali-kali mengklarifikasi ini.

"Tapi entah mengapa, hingga sekarang masih banyak yang menggoreng isu ini padahal banyak isu yang lebih penting, misal soal korupsi hingga ratusan triliun dan ekonomi negara yang masih belum pasti aman," ujarnya.

Menurutnya, isu ini terus hidup akibat polarisasi politik yang masih tajam di masyarakat. Hensa menilai, masih banyak kelompok yang belum puas dengan warisan politiknya. 

"Isu ijazah ini cerminan ketidakpuasan sebagian kelompok terhadap Jokowi, meski dia sudah lengser namun pengaruhnya masih besar sehingga narasi seperti ini terus dihidupkan untuk menyerang legitimasi kepemimpinannya," jelasnya.

Hensa pun meminta publik agar tidak sibuk dengan hal-hal kecil sehingga tantangan besar yang sedang dihadapi malah dilupakan.

"Sementara dunia terus maju, jangan sampai kita sibuk dengan hal-hal kecil yang membuat citra bangsa kita tercoreng," katanya mengakhiri.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement