REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintahan Donald Trump pada Jumat (11/4/2025) mengumumkan pengeculian barang-barang elektronik termasuk telepon selular (ponsel) dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS). Hal itu diketahui berdasarkan keterangan resmi dari pihak Kantor Bea dan Cukai AS yang menyatakan barang-barang elektronik seperti ponsel; laptop; hingga cips memori dikecualikan dari tarif impor, yang mengesankan AS 'mengendurkan' tensi perang dagang dengan China.
Pengecualian ini akan menjadi keuntungan bagi perusahaan teknologi besar AS seperti Nvidia dan Dell, dan juga Apple yang mana sebagian besar produksi iPhone dan produk premium lainnya dibuat di China. Tak ikut terpengaruh tarif 145 persen yang telah ditetapkan Trump terhadap China, produk-produk elektronik yang dikonsumsi massal di AS itu diyakini tak akan ikut mengalami lonjakan harga.
Berdasarkan data Bea Cukai AS, barang-barang elektronik mencakup 20 persen dari total impor dari China yang masuk ke AS. Saat berbicara kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One, Jumat, Trump memberikan petunjuk barang-barang yang dikecualikan dari tarif. "Akan ada beberapa pengecualian untuk alasan yang jelas, tapi saya bisa bilang 10 persen tarif sebagai sebuah dasar," ujar Trump dikutip AFP dilansir NZ Herald.
Sebelumnya, beberapa pejabat pemerintahan mengatakan, tarif terhadap China akan memicu tumbuhnya industri manufaktur elektronik di AS. Menteri Perdagangan Howard Lutnick pada Ahad pekan lalu kepada CBS News mengatakan, "pekerja-pekerja hebat Amerika" akan membangun dan mengoperasikan pabrik-pabrik di AS dan sebuah, "prajurit dari jutaan manusia akan merakit iPhone, hal seperti itu, akan terjadi di Amerika." Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt juga membela pernyataan Lutnick dengan menyebut Trump percaya bahwa Iphone bisa diproduksi di AS.
Sebelumnya pada 2 April, Presiden AS Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang memperkenalkan tarif "timbal balik" pada impor dari negara lain. Kebijakan Trump tersebut menetapkan tarif dasar ditetapkan sebesar 10 persen.
Untuk sejumlah negara, tarif yang lebih tinggi diberlakukan, tergantung pada defisit perdagangan AS dengan negara tertentu tersebut. Namun, pada tanggal 9 April, Trump mengumumkan bahwa ia akan menurunkan tarif "balasan" menjadi hanya 10 persen untuk semua negara kecuali China selama 90 hari.
Langkah penundaan itu dilakukan, ujar Trump, karena lebih dari 75 negara telah meminta negosiasi dan abstain dari langkah-langkah balasan. Sementara itu, Trump telah menaikkan tarif untuk barang-barang China hingga sebesar 145 persen sejak dia menjabat presiden AS dalam masa periode keduanya.
