REPUBLIKA.CO.ID, BUNER — Rasa takut masih membayangi warga yang terdampak banjir bandang di barat laut Pakistan. Banyak yang belum berani kembali ke rumah setelah air bah menghantam Distrik Buner dan menewaskan ratusan orang.
Hujan deras diperkirakan masih akan turun dalam beberapa hari ke depan. “Semua orang ketakutan, anak-anak ketakutan, mereka tidak bisa tidur,” kata seorang mahasiswa, Sahil Khan, Senin (18/8/2025).
Khan dan 15 orang lainnya selamat setelah memanjat ke atap rumah. “Ini seperti hari kiamat,” katanya.
Banjir bandang yang dipicu hujan deras sejak Jumat (15/8/2025) telah menewaskan lebih dari 300 orang di Pakistan, sekitar 200 di antaranya di Buner. Jumlah korban jiwa terus bertambah hingga mencapai 670 orang. Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan melaporkan banjir juga merusak sejumlah distrik lain di wilayah utara.
Sebagian besar korban tewas tersapu arus deras yang menghancurkan rumah, bangunan, dan kendaraan. Distrik Buner menjadi wilayah yang paling parah terdampak.
Khan, warga desa Basyhonai Kalay, mengatakan ia bergegas naik ke dataran tinggi begitu air mulai mengalir deras ke permukiman. Banyak warga kini mengungsi ke rumah kerabat atau mendirikan tenda sederhana di perbukitan.

Tim penyelamat kesulitan membawa alat berat ke jalan-jalan sempit yang tertutup lumpur. Mini market, toko-toko, jalan, dan rumah-rumah terendam lumpur hingga setinggi lima kaki. Warga membersihkannya secara manual dengan sekop.
Puing kendaraan masih berserakan di mana-mana. “Masyarakat keluar rumah, mereka takut, mereka mendaki pegunungan,” ujar seorang penjaga toko, Dayar Khan.
Pejabat pemerintah daerah Abid Wazir mengatakan, operasi penyelamatan dan distribusi bantuan sempat terhenti akibat hujan deras. Saat cuaca membaik, evakuasi dan pengiriman logistik kembali dilanjutkan.
“Saat ini prioritas kami adalah membersihkan jalan, mendirikan jembatan, dan mengirimkan bantuan ke warga yang membutuhkan,” katanya.
Kepala Otoritas Penanggulangan Bencana Pakistan, Letnan Jenderal Inam Haider Malik, memperingatkan hujan deras diperkirakan turun lagi pada 21 Agustus dan 10 September. “Hujan itu dapat semakin intensif,” ucapnya.
Syed Muhammad Tayyab Shah dari tim asesmen risiko otoritas bencana mengatakan perubahan iklim telah menggeser pola hujan tahunan sekitar 100 kilometer dari jalurnya. Fenomena ini memperparah skala banjir di daerah-daerah yang sebelumnya relatif aman.
Otoritas menyebut bantuan seperti makanan, obat-obatan, selimut, tenda, generator listrik, dan pompa sudah dikirim ke wilayah terdampak. Para pejabat juga menyebut Buner dilanda cloudburst, fenomena langka saat lebih dari 100 mm hujan turun hanya dalam satu jam di area kecil.
Pada Jumat pagi, curah hujan lebih dari 150 mm mengguyur Buner hanya dalam waktu satu jam. “Sistem cuaca saat ini aktif di wilayah Pakistan dan dapat menyebabkan hujan lebat hingga sangat lebat selama 24 jam ke depan,” kata otoritas.