REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI tak mempermasalahkan pembatalan kerja sama antara Universitas Udayana (Unud), Bali dengan TNI AD. TNI menegaskan kerja sama itu sebenarnya awalnya disesuaikan dengan kapasitas TNI dalam wawasan kebangsaan.
"Tidak ada masalah. Kan Kerja sama itu antara kedua pihak kan antara rektorat dengan TNI. Kalau salah satu pihak tidak menyetujui, ya tidak jadi kerja sama namanya. Gitu dong," kata Kapuspen TNI Brigjen Kristomei Sianturi kepada wartawan, Rabu (9/4/2025).
Kristomei menegaskan tudingan militeristik yang disampaikan BEM Unud merupakan ketakutan yang berlebihan dan tidak mendasar. Kristomei menjelaskan kerja sama dengan Unud sudah dilakukan bertahun-tahun.
"Sekarang pertanyaannya, apakah baru Udayana saja yang melakukan itu? Tidak kan? Sudah bertahun-tahun kita seperti itu," ujar Kristomei.
Kristomei balik menantang mahasiswa Unud agar meneliti militerisme yang ditakut-takutkan itu. Sebab para mahasiswa merupakan kelompok akademis yang menurutnya mesti berpikir kritis.
"Nah sekarang ada nggak riset tentang apakah ada militerisasi di situ? Apalagi teman-teman mahasiswa ini kan akademik, akademisi kan? Harusnya ada kajian dong," ujar Kristomei.