Kamis 24 Oct 2024 18:26 WIB

Yakin Kalahkan Israel, Iran Anggap Enteng Sistem Antirudal THAAD AS

Iran menekankan sistem antirudal AS tak mampu lindungi Israel.

Antirudal THAAD diluncurkan selama uji penerbangan di Kodiak, Alaska, AS, 11 Juli 2017.
Foto: Reuters
Antirudal THAAD diluncurkan selama uji penerbangan di Kodiak, Alaska, AS, 11 Juli 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyatakan sistem pertahanan rudal canggih AS tidak akan cukup melindungi Israel jika Iran memutuskan melancarkan serangan ke negara Zionis tersebut. 

“Jangan percaya pada sistem THAAD. Jumlahnya terbatas, dan Anda hanya mengandalkan kekuatan yang terbatas,” kata Hossein Salami seperti dikutip situs berita Tasnim yang terhubung dengan IRGC, Rabu (24/11/2024). “Apapun yang ingin kalian tembak, musuh akan menembak kalian beberapa kali lebih kuat. Kalian tidak bisa tampil sebagai pemenang dalam cerita ini, dan kami akan mengalahkan kalian.”

Baca Juga

AS telah menempatkan satu sistem THAAD di Israel bersama dengan sekitar 100 tentara, dan Israel telah meminta sistem kedua. Salami mengancam bahwa “wilayah kecil yang perekonomiannya 98 persen bergantung pada laut harus berpikir lebih keras karena keputusan yang tidak bijaksana dapat menyebabkan jatuhnya rezim dengan kecepatan yang mengejutkan.”

Panglima IRGC juga mengatakan AS membuat kesalahan dengan “mengikat reputasi politiknya dengan kejahatan” yang dilakukan Israel, dan menambahkan bahwa dunia sekarang mengenal AS melalui “bom yang menimpa anak-anak Gaza dan Lebanon”.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengancam Israel dengan tanggapan yang keras dan tegas jika menyerang negaranya, dan mengkritik dukungan tanpa syarat Amerika terhadap Israel, sementara kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, mengancam Tel Aviv dengan tanggapan yang menghancurkan jika Israel menyerang. fasilitas nuklir negaranya.

“Kami tidak menginginkan perang, namun jika ada pihak yang ingin menyerang kami, maka mereka akan menghadapi respons yang keras dan tegas,” kata Bazeshkian, seraya menekankan bahwa “entitas Zionis telah melewati semua garis merah dan telah membuktikan dengan membunuh orang-orang yang tidak bersalah bahwa mereka telah melakukan hal tersebut.” tidak mematuhi prinsip kemanusiaan apa pun."

Presiden Iran mengatakan apa yang mengancam kawasan ini adalah dukungan tanpa syarat Amerika Serikat dan negara-negara Barat terhadap Israel. Sebaliknya, utusan Iran untuk PBB, Amir Saeed Iravani, mengatakan bahwa Israel "tidak dapat melanjutkan tindakan kriminalnya di Jalur Gaza dan Lebanon tanpa dukungan Amerika Serikat." Dia menjelaskan, negaranya tidak memulai serangan terhadap Israel, melainkan menanggapi serangan Israel sesuai dengan hukum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement