REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyarankan agar buku mudah dibaca oleh masyarakat. Kemudahan ini dapat dilihat dari ukuran buku yang tidak tebal dan tata letak yang menarik.
Hal itu dikatakan Mu’ti saat membuka Munas Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) ke-20 pada Rabu (19/11/2025) di Jakarta. Mu’ti menyoroti peredaran buku-buku tebal di pasaran yang justru tak menarik.
"Buku itu mudah dibaca kalau handy (pas di genggaman tangan), kalau ukuran A4, tebel, melihatnya saja sudah kenyang, boro-boro baca, harganya mahal pula," kata Mu’ti dalam sambutannya.
Mu’ti juga menyentil kurang menariknya layout atau tata letak buku. Padahal Mu’ti meyakini tata letak penting bagi penulis dalam menyampaikan gagasannya.
"Layout-nya harus eye catching, bantu pembaca tangkap gagasan dengan layout menarik. Saya belajar deep reading. Itu (tata menarik) harus ada untuk mereka menarik baca kata demi kata. Kalau penyajian nggak menarik ya sudah," ujar Mu’ti.
Mu’ti kemudian menyoroti buku yang memiliki edisi revisi, tapi yang berubah hanya bagian kata pengantarnya saja. Mu’ti menyayangkan buku semacam itu karena menjadi keluhan publik.
"Disebut edisi revisi tapi yang direvisi hanya pengantarnya saja. Ganti menteri, ganti kurikulum yang muncul isunya begitu. Tapi saya nggak sekedar dengar, saya cek yang mereka katakan. Kritik itu tidak sepenuhnya salah. Buku itu jadi menarik kalau kecil, bukan yang tebel nggak karuan," ujar Mu’ti.Oleh karena itu,
Mu’ti mendorong inovasi dari sisi model penyajian buku. Tujuannya agar semakin banyak masyarakat membaca buku sejak usia dini.
"Sekarang sudah banyak ya buku-buku yang tadi saya sebut handy tapi sebagian besarnya belum seperti itu, karena itu maka agar buku lebih menarik ya dia memang menarik untuk dilihat, menarik untuk dibaca dan kemudian mudah dipahami dan membangun imajinasi dan juga nalar kritis," ujar Mu’ti.
Mu’ti juga meyakini buku berkualitas akan berkolerasi positif terhadap kemajuan anak bangsa.
"Agar anak-anak kita bisa lebih semakin suka buku dan semakin banyak membaca sehingga dengan itu mereka akan menjadi generasi pembelajar sepanjang hayat," ujar Mu’ti.
Diketahui, IKAPI menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-20. Lewat Munas ini, IKAPI akan menentukan pengurus pusat untuk periode berikutnya.
Munas merupakan forum musyawarah tertinggi IKAPI di tingkat Pusat. Selain pertanggungjawaban Pengurus Pusat dan laporan Dewan Pertimbangan Pusat, Munas merupakan forum untuk menetapkan AD/ART, memilih ketua umum, serta menetapkan arah kebijakan IKAPI.
Munas IKAPI ini dilaksanakan selama tiga hari pada Rabu—Jum’at, 19—21 November 2025 di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta. Munas XX IKAPI mengambil tema “Relevan, Resilien, Revolusioner: Penerbit Indonesia di Era Baru Literasi”. Ketiga calon ketua umum IKAPI sesuai alfabet adalah Arys Hilman Nugraha, Sukartini atau akrab dikenal sebagai Kartini Nurdin, dan Wahyu Rinanto," ujar Mappa.