REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan pada Selasa (15/10/2024) bahwa mereka telah memulai penempatan awal pasukan dan antirudal canggih ke Israel. Langkah ini dilakukan sebagai persiapan untuk mengoperasikan sistem pertahanan rudal canggih dalam memperkuat pertahanan Israel.
Sebuah tim awal pasukan AS beserta komponen awal untuk sistem Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) tiba di Israel pada Senin (14/10/2024), kata juru bicara Pentagon, Jenderal Mayjen Patrick Ryder, dalam sebuah pernyataan.
“Dalam beberapa hari ke depan, tambahan personel militer AS dan komponen baterai THAAD akan terus tiba di Israel. Baterai ini akan sepenuhnya beroperasi dalam waktu dekat, tetapi demi keamanan operasional, kami tidak akan membahas jadwalnya,” kata Ryder.
“Penempatan baterai THAAD ke Israel menegaskan komitmen Amerika Serikat untuk mempertahankan Israel dan melindungi warga AS di Israel dari serangan rudal balistik oleh Iran,” tambahnya.
Penempatan sistem pertahanan udara ini terjadi di saat Israel berjanji untuk menyerang Iran setelah serangan rudal balistik Teheran pada 1 Oktober. Iran mengatakan serangan itu dilakukan sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin politik Hamas di Teheran pada akhir Juli, serta pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Beirut bulan lalu.
Hampir 200 rudal ditembakkan dalam serangan tersebut, yang mengenai beberapa lokasi di Israel, termasuk sebuah fasilitas militer Israel. Iran telah berjanji untuk merespons secara tegas terhadap setiap pembalasan lebih lanjut dari Israel.
Ketegangan antara Tel Aviv dan Teheran telah meningkat tahun ini setelah Israel mengebom Kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April, yang menewaskan pejabat militer senior. Iran membalas serangan itu dua pekan kemudian dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal balistik ke Israel.
Iran tak gentar..