REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak bicara kemungkinan penambahan personel TNI dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). Menurutnya, hingga saat ini ia belum ada menerima perintah dari Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto terkait hal tersebut.
"Itu yang mengelola semua dari Panglima TNI, kalau saya hanya posisi bersiap. Kalau memang butuh untuk menambah pasukan ke sana, tentu disiapkan," kata Maruli di Jakarta, Ahad (13/10/2024).
Ia membeberkan, TNI belum memiliki rencana untuk menambah pasukan guna memperkuat pasukan perdamaian PBB di wilayah tersebut. TNI, lanjut dia, masih hanya fokus untuk memikirkan bagaimana cara membantu kondisi di sana dari sisi yang lain.
"Jadi kalau bagaimana, itu tentu akan dibahas di tingkat Mabes TNI," ujar jenderal bintang empat TNI Angkatan Darat (AD) itu.
Lebih lanjut dia membeberkan, serangan tembak militer Israel (IDF) yang mengakibatkan dua personel TNI terluka juga akan menjadi bagian dari pembahasan. Maruli mengatakan, jika ada kejadian, khususnya terhadap pasukan yang ada di luar negeri, maka TNI tentu segera mengevaluasi kondisi terkini.
"Jadi mudah-mudahan bisa tetap aman dan TNI bisa bekerja seperti biasa. Kalau cedera personel kemarin tentu akan jadi bahan evaluasi, kami coba memikirkan agar tidak terjadi hal yang lebih fatal lagi ke depannya," ujar dia.
Ia menambahkan, sampai saat ini TNI masih dalam posisi memantau dan menunggu kondisi terkini yang terjadi di Lebanon. Sebab, posisi Indonesia tergabung dengan pasukan dari negara lain, sehingga hanya bisa memantau situasi dan tidak bisa melakukan intervensi lebih jauh.
Dua personel TNI terluka akibat rekoset..