Senin 14 Oct 2024 08:48 WIB

KSAD Bicara Wacana Penambahan Pasukan TNI di Lebanon, Begini Katanya

Dua personel TNI pasukan perdamaian di Lebanon terluka diserang tentara Israel.

Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.
Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak bicara kemungkinan penambahan personel TNI dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). Menurutnya, hingga saat ini ia belum ada menerima perintah dari Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto terkait hal tersebut.

"Itu yang mengelola semua dari Panglima TNI, kalau saya hanya posisi bersiap. Kalau memang butuh untuk menambah pasukan ke sana, tentu disiapkan," kata Maruli di Jakarta, Ahad (13/10/2024).

Baca Juga

Ia membeberkan, TNI belum memiliki rencana untuk menambah pasukan guna memperkuat pasukan perdamaian PBB di wilayah tersebut. TNI, lanjut dia, masih hanya fokus untuk memikirkan bagaimana cara membantu kondisi di sana dari sisi yang lain.

"Jadi kalau bagaimana, itu tentu akan dibahas di tingkat Mabes TNI," ujar jenderal bintang empat TNI Angkatan Darat (AD) itu.

Lebih lanjut dia membeberkan, serangan tembak militer Israel (IDF) yang mengakibatkan dua personel TNI terluka juga akan menjadi bagian dari pembahasan. Maruli mengatakan, jika ada kejadian, khususnya terhadap pasukan yang ada di luar negeri, maka TNI tentu segera mengevaluasi kondisi terkini.

"Jadi mudah-mudahan bisa tetap aman dan TNI bisa bekerja seperti biasa. Kalau cedera personel kemarin tentu akan jadi bahan evaluasi, kami coba memikirkan agar tidak terjadi hal yang lebih fatal lagi ke depannya," ujar dia.

Ia menambahkan, sampai saat ini TNI masih dalam posisi memantau dan menunggu kondisi terkini yang terjadi di Lebanon. Sebab, posisi Indonesia tergabung dengan pasukan dari negara lain, sehingga hanya bisa memantau situasi dan tidak bisa melakukan intervensi lebih jauh.

Dua personel TNI terluka akibat rekoset..

 

sumber : Antara
Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
  • Lebih aneh lg israel membunuh hampir 42ribu jiwa rakyat palestina..padahal cuma 1000 an rakyat israel yg mato
    4 Bulan lalu
  • kejanggalan yg nyata di depan mata ...semesti nya setiap pengunaan nama PBB itu harus netral ...semua rakyat sipil harus di lindungi ...baik rakyat sipil libanon atao Israel ...tp ini cuma sepihak Libanon yg di lindungi ....ketika rakyat israel di rudal tepok tangan rame2 ....aneh ...aneh...
    4 Bulan lalu
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement