Ahad 25 Aug 2024 16:04 WIB

Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah: Lestarikan Tradisi, Berdayakan Ekonomi

Mimi Rasinah adalah maestro tari topeng asal Kabupaten Indramayu.

Aerli Rasinah di Sanggar Tari Mimi Rasinah Indramayu.
Foto:

Sama seperti Mimi Rasinah, termasuk Aerli, sejumlah murid Aerli pun telah dikirim untuk ber­pentas di berbagai ajang, baik tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, banyak pula anak didik Aerli yang kini melatih tari secara mandiri bahkan membuka sanggar tari sehingga menjadi pemberdayaan ekonomi bagi mereka.

‘’Ya banyak yang merasakan manfaatnya. Kita bersyukur. Kita tidak merasa tersaingi. Alhamdulillah mereka bisa maju, bisa berkembang,’’ tutur Aerli.

Langkah pelestarian tari topeng oleh Aerli pun terus berjalan, meski di tengah pandemi Covid-19. Dengan difasilitasi oleh Pertamina EP, dia menggelar pertunjukan secara daring bertema ‘Geliat Seni Bersama Pertamina EP di Masa Pandemi Covid-19’. Pagelaran yang disiarkan melalui media sosial itu berlangsung selama sepuluh pekan.

Masyarakat yang terkungkung akibat pandemi, bisa menikmati pagelaran tari topeng secara live di rumah masing-masing setiap malam Minggu. Tak hanya pagelaran, ditampilkan pula tutorial tari topeng sehingga masyarakat bisa belajar tarian tersebut.

Tak hanya tari topeng, program pelatihan gamelan juga berjalan. Begitu pula pembinaan perajin topeng.

Khusus untuk pengrajin topeng, Aerli kini tak kesulitan untuk memproduksi topeng dan berbagai aksesori tari topeng lainnya. Ada sekitar 30 pengrajin yang kini membantunya. Selain membuat topeng, juga membuat aksesori tari topeng lainnya, termasuk souvenir.

Produk-produk itu dijualnya setiap kali dia pentas ke berbagai kota dan negara. Ada juga yang dijual di sanggarnya.

‘’Ya hasilnya lumayan. Waktu saya pentas ke Jepang, pulangnya bisa beli satu mobil. Ya kan karena sambil jualan topeng, souvenir dan lain-lain,’’ ucapnya.

Hingga kini, Aerli pun memberdayakan masyarakat sekitar untuk membuat topeng dan aksesoris tari topeng lainnya. Apalagi jika ada pagelaran yang melibatkan banyak penari topeng. Produk itu akan dibeli olehnya dan dijualnya kembali di sanggar atau setiap kali ada pementasan ke luar kota atau luar negeri.

Selain itu, pesanan topeng dan aksesoris tari topeng lainnya juga berdatangan secara daring dari berbagai kota.

Aerli mengakui, program binaan dari Pertamina EP kepada sanggarnya kini telah berakhir. Meski demikian, jejak binaan itu terus dirasakannya sampai sekarang.

‘’Ibarat (tumbuh kembang) manusia, dulu kami masih merangkak, dan setelah jadi mitra binaan, kami bisa berkembang bahkan berlari. Dan imbasnya bukan hanya di sanggar kami, tapi juga pada anak-anak didik dan sekolah-sekolah. Yang tadinya tidak tahu tari topeng, jadi tahu,’’ ucap Aerli.

Manfaat pelestarian tari topeng itu salah satunya dirasakan oleh anak didik Aerli, yang bernama Vika Nurul Ain (17 tahun). Saat masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar (SD), dia belajar tari topeng di Sanggar Tari Mimi Rasinah.

Pelajar SMAN 1 Indramayu itupun kini telah menguasai seluruh jenis tari topeng. Dia juga sering mementaskan tari topeng di berbagai kota di Indonesia.

Bahkan, gadis yang biasa disapa Ain itu juga membuka pelatihan tari topeng di rumahnya di Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, sejak setahun terakhir. Hampir setiap hari, murid-muridnya datang berlatih, namun tetap disesuaikan dengan jadwal sekolahnya.

‘’Sekarang ada lima yang lagi belajar tari ke sini,’’ ucap Ain, saat ditemui Republika.co.id di rumahnya, Ahad (25/8/2024).

Dari melatih tari itu, Ain pun menerima honor. Sebagian honor itu diberikannya untuk membantu orang tuanya, dan sebagian lagi menjadi uang jajannya.

Dihubungi terpisah, Head of Commrel & CID-CSR Pertamina EP Zona 7, Wazirul Luthfi, mengatakan, meski bergerak di usaha migas, namun pihaknya tertarik memberikan CSR di bidang seni budaya sebagai wujud komitmen pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dalam pilar pendidikan.

‘’Kami membantu masyarakat untuk menghargai kearifan lokal yang tak ternilai dan mengangkat potensi daerah yang baik, sebagai sarana edukasi yang berfokus pada keberlanjutan generasi masa depan,’’ kata Luthfi.

Luthfi menambahkan, hal itupun sesuai dengan SDGs tujuan 11.4. Yakni, konservasi cagar alam dan budaya bagi masyarakat. 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement