Ahad 25 Aug 2024 16:04 WIB

Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah: Lestarikan Tradisi, Berdayakan Ekonomi

Mimi Rasinah adalah maestro tari topeng asal Kabupaten Indramayu.

Aerli Rasinah di Sanggar Tari Mimi Rasinah Indramayu.
Foto: Lilis Sri Handayani / Republika
Aerli Rasinah di Sanggar Tari Mimi Rasinah Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Lilis Sri Handayani / Wartawan Republika.co.id

Sesosok wajah perempuan tua terbingkai dalam pigura foto yang tergantung di dinding bilik bambu. Separuh wajahnya ditutupi oleh topeng kayu berwarna merah merona, yang dipegang oleh tangannya, hingga menutupi bagian hidung kebawah hingga lehernya.

Baca Juga

Topeng dengan karakter mata yang melotot dan kumis hitam tebal di atas gigi putih yang menyeringai itu, praktis hanya menyisakan hidung bagian atas dan mata dari wajah perempuan tua tersebut. Karena di atas kepalanya, bertengger penutup kepala yang disebut sobra, lengkap dengan roncean manik-maniknya, yang merupakan bagian dari aksesoris tari topeng.

Perempuan tua itu tak lain adalah Mimi Rasinah, sang maestro tari topeng asal Kabupaten Indramayu. Fotonya terpajang di salah satu bagian dinding Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah, di Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.

Nama aslinya adalah Rasinah. Kata ‘Mimi’ di depan namanya, menunjukkan panggilan ‘Ibu’ dalam bahasa Indramayu.

Sosok Mimi Rasinah memang tak bisa lepas dari sejarah perkembangan tari topeng. Pasalnya, dia lah perempuan pertama yang menjadi penari topeng. Di masa lalu, tari topeng hanya dibawakan oleh laki-laki.

Mimi Rasinah diajari oleh ayahnya menari topeng sejak masih kanak-kanak. Di masa itu, penari perempuan umumnya menjadi penari ronggeng, sama seperti ibunda Mimi Rasinah.

Namun, sang ayah ingin melindungi kehormatan putrinya sebagai seorang perempuan. Pasalnya, penari ronggeng identik sebagai penggoda laki-laki. Karena itu, jadilah Rasinah muda sebagai penari topeng.

Mimi Rasinah yang lahir di Indramayu pada 3 Februari 1930, menjadi generasi kesembilan di keluarganya yang menjadi penari topeng. Sang ayah, Lastra, merupakan generasi ke delapan.

‘’Akhirnya sampai sekarang, penari topeng itu kebanyakan perempuan. Makanya saya ngomong ke murid-murid, kita tuh nari topeng bukan nari perempuan lho, tapi nari laki-laki. Makanya narinya harus gagah (dalam gerakannya),’’ kata Aerli Rasinah, cucu Mimi Rasinah, saat ditemui Republika.co.id di Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah Desa Pekandangan, Ahad (25/8/2024).

Aerli merupakan generasi ke-11 di keluarganya yang menjadi penari topeng. Sedangkan ibunya, Wacih, merupakan generasi kesepuluh.

Ke halaman selanjutnya....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement