Ahad 11 Aug 2024 20:36 WIB

Singgung Konfigurasi Politik Berubah, Hasto Komunikasi dengan Anies

Menurut Hasto, ada pihak yang khawatir dengan calon lainnya di Pilgub DKI Jakarta.

Rep: Bayu Adji Prihammanda / Red: Erik Purnama Putra
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.
Foto: Republiik/Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih belum menentukan sikap pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024. Namun, partai berlogo kepala banteng itu berupaya agar tidak hanya ada satu pasangan calon yang diusung partai di Jakarta.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, ajang pilgub merupakan waktu untuk rakyat menentukan pemimpinnya. Namun, ada pihak yang khawatir dengan calon lainnya memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi, terutama Pilgub DKI Jakarta.

Baca Juga

"Jadi ada yang tidak mau masuk ranah kontestasi yang sehat. Itu terjadi dan bisa dipandang dengan jelas oleh rakyat," kata Hasto di Jakarta, Ahad (11/8/2024).

Menurut dia, upaya untuk melakukan penjegalan kepada seorang calon sebelum bertanding akan mendapatkan perlawanan dari rakyat. Apalagi, suara rakyat sangat menentukan dalam sistem demokrasi.

"Setebal apapun bendungan kekuasaan itu dibangun, ketika kemerdekaan itu dipenjarakan, maka akan muncul daya gerak untuk melakukan koreksi. Itu yang diyakini dari seluruh pengalaman historis PDI Perjuangan," kata Hasto.

Dia menjelaskan, PDIP juga melakukan pembahasan untuk menentukan calon yang akan diusung pada Pilgub DKI Jakarta. Bahkan, PDIP juga menjalin komunikasi dengan calon gubernur (cagub) Anies Rasyid Baswedan.

"Ya dikomunikasikan. Kemarin Pak Anies misalnya datang ke pondok pesantren yang dipimpin oleh abah KH Syarif Hidayatullah. Ya beliau juga mengkomunikasikan," kata Hasto.

Menurut dia, KPU nantinya akan memberikan waktu selama sepekan ketika pasangan calon yang mendaftar hanya ada satu. Hasto menyebut, pada waktu itu bisa terjadi perubahan konfigurasi politik. Pasalnya, rakyat juga ingin kontestasi yang sehat dalam pilgub.

"Rakyat tidak mau seperti di daerah khusus, Daerah Ibu Kota Jakarta yang menjadi ikon dari peradaban Indonesia, kemudian tidak ada kontestasi. Padahal itu mencerminkan ide gagasan tentang masa depan, dan bagaimana seorang calon penimpen menjawab berbagai persoalan rakyat," kata Hasto.

Dia mengatakan, PDIP akan terus akan berjuang melakukan komunikasi politik dan seni dalam politik itu. Hasto meyakini akan selalu ada ruang untuk membuat terobosan. "Selalu ada ruang untuk mencari titik temu. Itu yang kami yakini," ujar Hasto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement