Ahad 11 Aug 2024 18:52 WIB

Agus Gumiwang dan Bamsoet Disebut Layak Gantikan Airlangga

Menurut Agung Laksono, Airlangga Hartarto mundur karena alasan pribadi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono menyebut, beberapa nama yang pantas maju mencalonkan diri sebagai ketua umum partai beringin menggantikan Airlangga Hartarto. Airlangga sudah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai ketua umum DPP Partai Golkar per Sabtu (10/8/2024) malam WIB.

"Ya di situ ada Agus Gumiwang, ada Bambang Soesatyo, yang artinya (keduanya) adalah pengurus-pengurus Partai Golkar, di DPP sekarang ya. Kemudian, ada juga pengurus lainnya, ada Pak Bobby, ada Pak Firman Soebagyo, banyak yang bisa jadi dipilih dari dalam pengurus," kata Agung saat dihubungi di Jakarta, Ahad (11/8/2024).

Baca Juga

Agus Gumiwang, Bambang Soesatyo, dan Firman Soebagyo saat ini menjabat sebagai wakil ketua Umum DPP Partai Golkar. Sementara Bobby yang disebut Agung kemungkinan merujuk ke Ketua DPP Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi.

Terlepas dari itu, Agung menegaskan, semua tergantung pada pilihan yang disepakati saat Musyawarah Nasional (Munas) Golkar setelah Airlangga mundur. Dia menjelaskan, rapat pleno pada Selasa (13/8/2024) akan menentukan jadwal munas atau musyawarah nasional luar biasa (munaslub) serta pelaksana tugas (plt) ketua umum.

"Itu terserah nanti di munas yang akan datang. Akan tetapi, kalau sekarang yang saya dengar sejak tadi pagi, yang saya dengar kebanyakan (kandidat kuat, red.) adalah Pak Agus Gumiwang, yang diharapkan bisa membawa partai sampai di munas yang akan datang," kata anggota Wantimpres tersebut.

Adapun untuk nama lain, seperti Bahlil Lahadalia, Agung mengaku belum mendengar itu. "Saya belum tahu. Kita lihat ke depan," kata mantan menko kesra tersebut.

Airlangga yang terpilih sebagai ketua umum DPP Golkar pada 2019 untuk masa jabatan sampai akhir 2024 memilih mundur lebih awal karena dua alasan, yaitu ingin menjaga keutuhan Golkar dan menjaga suasana tetap stabil dan kondusif selama masa transisi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Sejauh ini, Airlangga belum menjelaskan lebih lanjut alasan menjaga keutuhan partai itu. Tetapi, Agung menyebut, keputusan Airlangga mundur murni sikap pribadi. Pasalnya, Airlangga tidak mendiskusikan atau berkonsultasi terlebih dahulu ke internal partai ataupun kepada senior-seniornya di Golkar.

"Tidak ada tekanan, partai tidak menekan dia. Jadi, dari keinginan dia sendiri," kata Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement