REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan menilai, terdapat keuntungan dan kerugian apabila Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta. Ia mengatakan, pria yang akrab disapa Kang Emil ini bisa berhadapan dengan pejawat Anies Baswedan atau Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Di Jakarta masih di bawah Anies Baswedan bahkan Ahok, di Jakarta kelemahannya ada potensi berhadapan dengan Anies Baswedan, tidak mudah," ucap dia, Jumat (28/6/2024).
Berbicara peluang, ia mengatakan, sampai hari ini Ridwan Kamil berpotensi besar menang di Pilkada Jabar. Sebab yang bersangkutan pejawat dan memiliki elektabilitas dan tingkat kepuasan yang tinggi.
Di sisi lain, koalisi yang akan dibangun oleh Golkar belum selesai dengan partai yang lain di Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada Jakarta. Namun begitu, terdapat keuntungan jika Emil maju di Pilkada Jakarta.
"Pertama bicara personal Kang Emil tentu salah satu figur potensial untuk kemudian melaju di kepimpinan nasional di tahun 2029," kata dia.
Firman mengatakan, Jakarta merupakan wilayah yang masih menjadi sorotan, termasuk gubernurnya. Mereka yang menempati jabatan gubernur berpotensi maju di Pilpres 2029.
"Saya meyakini sorotan ke Jakarta masih tinggi, siapa jadi gubernur dia berpotensi maju di (pilpres) tahun 2029, kalau kita lihat pola Presiden Jokowi, Mas Anies jadi gubernur dan maju ke level nasional," kata dia.
Firman melihat sosok Emil tipikal pemimpin perkotaan dan cocok mengurus kota metropolitan. Hal ini dinilai sangat cocok karena gubernur Jakarta memiliki kewenangan penuh hingga tingkat kelurahan. "Kalau Kang Emil tipikal pemimpin perkotaan ngurus metropolis seperti Jakarta lebih cocok dengan karakter Kang Emil," kata dia.
Ia menambahkan hal itu menjadi sisi positif bagi Emil. Namun begitu, Golkar belum yakin. "Kalau Jabar dilepas tapi DKI belum tentu menang, kalkulasi politik tidak masuk bagi Golkar, kenapa Golkar belum memutuskan sampai saat ini," kata dia.