REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM resmi menaikkan tingkat aktivitas Gunung Semeru di Jawa Timur menjadi Level IV (Awas) mulai Rabu (19/11/2025) pukul 17.00 WIB. Peningkatan status ini diambil menyusul rangkaian erupsi dan awan panas yang terjadi beruntun sejak siang hari, dengan kondisi visual gunung yang tertutup kabut sehingga jarak luncur awan panas tidak dapat diamati secara pasti.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa erupsi terjadi pada pukul 14.13 WIB dan berlangsung dalam intensitas tinggi.
“Erupsi berupa awan panas terjadi secara beruntun, bukan kejadian tunggal. Awan panas masih berlangsung dengan amplitudo maksimum 37 mm hingga laporan ini dibuat,” ujar Wafid dalam keterangan di Bandung, Rabu malam.
Ia menuturkan bahwa aktivitas erupsi dan guguran lava sebenarnya masih terus terjadi, namun sering kali tidak teramati akibat kondisi cuaca. Meski demikian, alat pemantauan menunjukkan aktivitas kegempaan yang tinggi.
“Jumlah gempa yang terekam masih tinggi, terutama gempa letusan, guguran, dan harmonik. Peningkatan gempa guguran sejalan dengan pengamatan visual bahwa guguran lava pijar semakin intensif ke arah Sungai Besuk Kobokan,” jelasnya.
Wafid menambahkan bahwa data kegempaan mengindikasikan masih adanya suplai magma dari bawah permukaan Gunung Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan.
“Variasi kecepatan relatif menunjukkan pola penurunan sejak pertengahan Oktober 2025, yang mengindikasikan peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunung api. Sementara pemantauan deformasi menunjukkan pola yang relatif stabil,” paparnya.