Sabtu 22 Nov 2025 22:44 WIB

PVMBG: Gunung Semeru Masih Berstatus Awas

Hingga Sabtu, Semeru masih menunjukkan aktivitas erupsi berkelanjutan.

Warga melihat luncuran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025). Berdasarkan data PVMBG, Gunung Semeru mengalami erupsi dengan kolom abu setinggi 2.000 meter di atas puncak atau mencapai total ketinggian sekitar 5.676 mdpl dengan amplitudo gempa letusan mencapai 40 mm.
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Warga melihat luncuran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025). Berdasarkan data PVMBG, Gunung Semeru mengalami erupsi dengan kolom abu setinggi 2.000 meter di atas puncak atau mencapai total ketinggian sekitar 5.676 mdpl dengan amplitudo gempa letusan mencapai 40 mm.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Priatin Hadi Wijaya mengatakan aktivitas Gunung Semeru masih tinggi dan statusnya masih ditetapkan pada level IV atau Awas. Terhitung dari 19 November 2025 pukul 17.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas).

"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, aktivitas Gunung Semeru masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu masih ditetapkan pada level IV," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Sabtu (21/11/2025) malam.

Baca Juga

Ia mengatakan pemantauan visual selama 21-22 November 2025, hingga pukul 12.00 WIB menunjukkan aktivitas erupsi yang berkelanjutan. Pada 20 November 2025, teramati asap kawah putih bertekanan sedang dengan ketinggian 1.000 meter di atas puncak.

"Beberapa letusan dengan tinggi 300-500 meter yang dominan mengarah ke tenggara pada periode kedua pengamatan dan aktivitas guguran lava juga masih berlangsung dengan jarak luncur mencapai 800 meter ke arah Besuk Kobokan," katanya.

Aktivitas Gunung Semeru memperlihatkan bahwa aktivitas erupsi dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati, karena terkendala dengan kondisi cuaca.

"Dalam periode itu, jumlah gempa yang terekam mengindikasikan bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi," ujarnya.

Ia menjelaskan gempa-gempa yang terekam mengindikasikan masih adanya suplai dari bawah permukaan Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan melalui letusan dan embusan.

"Getaran lahar terekam dua kali berturut-turut dengan durasi yang panjang, menunjukkan adanya aliran lahar di Besuk Koboan dan menimbulkan letisan sekunder," katanya.

Sebelumnya, pada Rabu (19/11/2025) pada pukul 14.13 WIB telah terjadi erupsi di Gunung Semeru dan erupsi berupa awan panas dengan jarak luncur 13,8 kilometer ke arah Besuk Kobokan. Awan panas terekam di seismograf Gunung Semeru dengan amplitudo maksimum 47 mm dan lama gempa 14.283 detik atau sekitar 4 jam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement