Rabu 19 Jun 2024 06:18 WIB

'Operasi Burung Hud Hud' Hizbullah Bikin Panik Israel

Hizbullah mengirimkan drone pengintai yang menunjukkan sejumlah sasaran di Israel.

Pejuang kelompok militan Lebanon Hizbullah melakukan latihan di desa Aaramta di Distrik Jezzine, Lebanon selatan, Ahad, 21 Mei 2023.
Foto:

Diplomat Amerika Serikat (AS) mati-matian mencegah perang terbuka antara kelompok Hizbullah di Lebanon dengan Israel di perbatasan utara negara itu. Mengapa AS sedemikian khawatir atas potensi perang tersebut?

Pada konferensi pers yang diadakan kemarin, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyatakan AS masih ragu bahwa perang besar-besaran dengan Lebanon dapat dicegah.

Ia menyatakan, kekhawatiran itu memicu AS mengirimkan Amos Hochstein, utusan senior AS ke Israel dan Lebanon. “Jika kami begitu yakin akan hal itu (bahwa perang bisa dicegah), kami mungkin tidak akan membiarkan Amos bepergian ke sana. Kami tentu saja mengkhawatirkan hal ini,” jawab Kirby. “Kami tidak ingin melihat eskalasi, front kedua dalam perang Israel dan kami mengkhawatirkan hal itu,” tegasnya lagi.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller sepakat soal kekhawatiran itu. "Tingkat kekhawatiran kami belum benar-benar berubah; hal ini terus menjadi sesuatu yang kami khawatirkan." 

Di sela kunjungan itu, Hochstein berbicara soal perlunya perang antara Hizbullah dan Israel dicegah. Sejak kunjungan diplomat AS tersebut, selama tiga hari belakangan tak ada serangan mematikan dari Hizbullah ke wilayah Israel.

“Konflik di sepanjang Garis Biru antara Israel dan Hizbullah sudah berlangsung terlalu lama,” kata Hochstein. “Adalah kepentingan semua orang untuk menyelesaikannya dengan cepat dan diplomatis.” 

Ini adalah putaran keempat diplomasi ulang-alik yang dilakukan Hochstein sejak konfrontasi dimulai di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon delapan bulan lalu. Beberapa jam sebelum kedatangannya, sumber Hizbullah memperjelas posisi mereka.

Pesan mereka adalah bahwa pertempuran tidak akan berhenti sampai gencatan senjata permanen terjadi di Gaza. Dan Hizbullah tidak tertarik untuk membahas apapun terkait pengaturan keamanan di sepanjang perbatasan hingga gencatan senjata itu tiba.

Pemerintah AS mengetahui hal ini. Namun Aljazirah mengutip sumber yang dekat dengan Hizbullah menilai bahwa apa yang coba dilakukan Hochstein adalah memastikan bahwa konflik ini tetap menjadi perang terbatas untuk saat ini.

Ia juga mempunyai misi lain, untuk mengetahui bagaimana posisi Hizbullah jika operasi militer besar Israel berakhir di Rafah dan Gaza, dan digantikan dengan operasi presisi yang lebih terbatas. Hizbullah menyatakan hal itu tetap akan mereka timpali dengan serangan.

Sumber-sumber di pemerintahan AS sebelumnya telah menyatakan kekhawatiran bahwa eskalasi antara Hizbullah dan militer Israel dapat memicu konflik yang mungkin akan mengganggu aliansi Israel dengan Washington.

photo
Bendera Israel berkibar di samping api yang berkobar di kawasan dekat perbatasan dengan Lebanon, Israel utara di Safed, Rabu, 12 Juni 2024. - (AP Photo/Leo Correa)

Hizbullah, sebagai respons terhadap kejadian baru-baru ini termasuk pembunuhan komandan senior Taleb Sami Abdullah, telah meningkatkan tindakannya. Kelompok ini telah mulai melancarkan serangan roket setiap hari yang menargetkan komunitas Israel utara sejak 8 Oktober, dengan alasan solidaritas dengan Hamas di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Para pejabat AS yang dikutip oleh CBS News telah menyoroti kekhawatiran atas potensi konsekuensi yang tidak diinginkan dari meningkatnya serangan Hizbullah. Mereka khawatir bahwa tindakan ini dapat memprovokasi Israel untuk melancarkan serangan militer yang signifikan, sehingga semakin memperburuk situasi yang tidak menentu di wilayah tersebut.

Situasinya saat ini cukup berbahaya. Pekan lalu terjadi eskalasi serangan dari Hizbullah yang berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel dan mengakibatkan kebakaran hebat di utara negara tersebut. Itulah sebabnya Hochstein kembali ke wilayah tersebut.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement