Jumat 14 Jun 2024 08:00 WIB

Kejahatannya Terungkap, Israel Semakin Dikucilkan Negara-Negara Dunia 

Akan ada konsekuensi terhadap kejahatan yang dilakukan Israel.

Warga Palestina berduka atas jenazah kerabatnya yang tewas dalam serangan udara Israel, di luar kamar mayat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, Senin, 10 Juni 2024.
Foto:

Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) telah memperingatkan bahwa gambaran kebrutalan perang Israel di Gaza bakal menjadi hal biasa sehingga ada bahaya kengerian tersebut menjadi “normal”. “Kita semua sudah terbiasa dengan gambaran kebrutalan dan kehancuran di Gaza sehingga hal ini kini menjadi hal yang normal,” kata Suze van Meegen, kepala operasi NRC di Gaza dilansir Aljazirah.

“Bahkan setelah lebih dari delapan bulan kekerasan, skala dan keganasan serangan terhadap warga sipil di Wilayah Tengah Gaza minggu lalu sama sekali tidak normal,” kata van Meegen. “Tidaklah normal jika seluruh penduduk hidup dalam ketakutan dan kesedihan yang luar biasa. Tidaklah wajar jika Anda merasa keselamatan Anda berada pada risiko yang lebih besar di sekolah atau rumah sakit dibandingkan di tempat lain. Tidak normal jika suatu komunitas menguburkan ratusan orang setiap minggunya,” katanya. 

“Penggunaan ‘zona kemanusiaan’ yang dideklarasikan secara sepihak sebagai medan pertempuran minggu lalu mengkhianati segala bentuk perlindungan sipil atau penghormatan terhadap ruang kemanusiaan,” tambahnya.

photo
Penderitaan Anak-Anak Palestina - (Republika)

Direktur hak-hak anak HRW, Jo Becker, mengatakan dimasukkannya Israel ke dalam daftar negara-negara yang melakukan “pelanggaran berat terhadap anak-anak” dalam konflik bersenjata oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres “sepenuhnya dapat dibenarkan”.

Meskipun PBB telah mengaitkan 8.700 korban anak-anak dengan militer Israel antara tahun 2015 dan 2022, “pada 2023, skala pelanggaran tampaknya terlalu besar untuk diabaikan oleh Sekretaris Jenderal”, kata Becker dalam sebuah pernyataan.

Becker mengatakan Sekretaris Jenderal PBB telah dikritik di masa lalu karena “menghilangkan beberapa pihak dari ‘daftar yang memalukan’ meskipun ada bukti pelanggaran dalam laporan PBB”.

Kini, Dewan Keamanan PBB harus meminta pertanggungjawaban mereka dan memperjelas bahwa anak-anak dilarang terlibat dalam konflik bersenjata.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement