Senin 27 May 2024 22:09 WIB

Sentralisasi Pembuatan SIM, Kartu tak akan Tercetak Jika Warga tidak Ikut Ujian

Sentralisasi bertujuan agar masyarakat mengikuti seluruh tahapan pembuatan SIM.

Warga menjalani ujian praktik pembuatan surat izin mengemudi (SIM) C di Polrestabes Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/8/2023). Satlantas Polrestabes Bandung mulai memberlakukan perubahan uji praktik pembuatan SIM C dengan meniadakan tes rute slalom atau zig-zag, mengganti rute angka delapan menjadi huruf S, lebar rute menjadi sekitar dua meter dan uji pengereman keseimbangan.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga menjalani ujian praktik pembuatan surat izin mengemudi (SIM) C di Polrestabes Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/8/2023). Satlantas Polrestabes Bandung mulai memberlakukan perubahan uji praktik pembuatan SIM C dengan meniadakan tes rute slalom atau zig-zag, mengganti rute angka delapan menjadi huruf S, lebar rute menjadi sekitar dua meter dan uji pengereman keseimbangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dirregident) Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus mengatakan pembuatan surat izin mengemudi (SIM) ke depan bakal terpusat atau tersentralisasi untuk mendorong warga mengikuti seluruh tahapan pembuatannya.

 

Baca Juga

Yunus menjelaskan nantinya apabila sentralisasi sudah berjalan, SIM tidak akan tercetak jika salah satu ujian tidak diikuti, baik teori ataupun ujian praktik.

 

"Orang bikin SIM, nggak pakai ujian teori maupun ujian praktik, nanti di Korlantas, di command centre sudah tahu, dan itu tidak akan bisa ter-print. Silakan saja, tapi tidak akan bisa keluar SIM-nya. Itu namanya sentralisasi,” ucapnya saat ditemui di Jakarta, Senin (27/5/2024).

 

Yusri menyebutkan sentralisasi pembuatan SIM nantinya diharapkan bisa menghilangkan anggapan di masyarakat yang menyebut bisa membuat SIM dengan melakukan foto saja.

 

“Kami melarang calo dari dulu. Harus ikut ujian. Karena SIM itu adalah kompetensi, bukan bikin kartu identitas (ID card). Kita harus ada kompetensi ujian teori dan ujian praktik,” kata Yusri.

 

“Sama di tempat ujian juga, kalau boleh lihat sekarang ini sudah dalam bentuk ujian teori itu animasi. Pakai face recognition sekarang, nggak ada lagi yang merangkap bahwa cukup polisi saja nanti yang ikut ujian. Dia pakai face recognition,” katanya.

 

Yusri juga menyebutkan sentralisasi itu bertujuan agar masyarakat yang ingin membuat SIM untuk mengikuti seluruh tahapan, baik itu ujian teori, praktik, dan juga foto, sehingga SIM yang dibuat bisa tercetak.

 

“Kita ajarkan mereka (masyarakat) yang lama tentang ujian teori yang pakai buku itu, sama juga dapat melalui akun-akun yang kita punya di Polri, itu bisa tahu ujiannya, belajar dari situ. Setiap ujian tempat SIM sebelum melakukan ujian teori sudah ada ruang pencerahan namanya. Di situ belajar, di situ silakan,” kata Yusri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement