Senin 18 Mar 2024 19:31 WIB

Diisukan Minta 5 Kursi Menteri, Golkar: Jika Benar, Ada Kalkulasi Politiknya

Golkar menjadi partai pertama yang mendeklarasikan Gibran sebagai cawapres.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Firman Soebagyo menyebut ada kalkulasi politik dari permintaan 5 kursi di kabinet Prabowo-Gibran, di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/3/2024).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Firman Soebagyo menyebut ada kalkulasi politik dari permintaan 5 kursi di kabinet Prabowo-Gibran, di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Firman Soebagyo mengaku tak tahu adanya kabar yang menyebut partainya akan mendapatkan lima kursi menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Namun jika benar, tentu ada kalkulasi politik yang membuat partai berlambang pohon beringin itu mendapatkan kursi-kursi tersebut.

Ia mengatakan, kalkulasi politik pertama adalah saat Partai Golkar-lah yang pertama mendeklarasikan Gibran sebagai calon wakil presiden (cawapres). Menurutnya, Gibran menjadi salah satu faktor Prabowo memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga

"Pertimbangan-pertimbangan itu kan, pertama memang Golkar ini kan kemarin dalam prosesnya mencalonkan juga salah satunya yang menjadi poin kemenangan ini kan Mas Gibran diusung oleh Golkar," ujar Firman di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/3/2024).

Kedua, Partai Golkar diyakininya menjadi pemenang kedua pemilihan legislatif (Pileg) 2024. Terdapat peluang partai berlambang pohon beringin itu mendapatkan lebih dari 100 kursi di DPR.

"Dan Alhamdulillah untuk nanti ke depan di legislatif ini kan Golkar mendapatkan posisi kursi yang cukup signifikan perubahannya. Jadi ini ada kalkulasi politik tentunya, nah kalkulasi politik ini yang mungkin direpresentasikan," ujar Firman.

Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada pembicaraan terkait kabinet antara Prabowo dengan ketua umum partai politik Koalisi Indonesia Maju. Di samping, penyusunannya juga merupakan hak prerogatif Prabowo.

"Tentunya itu nanti akan menjadi domainnya Pak Ketua Umum dengan presiden terpilih," ujar anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR itu.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, Prabowo hingga saat ini belum membahas soal susunan kabinet. Kendati begitu, Prabowo dipastikan bakal mempertimbangkan untuk menunjuk beberapa menteri pembantu Presiden Jokowi untuk menjabat kembali.

"Tentu saja presiden terpilih (Prabowo) akan perhatikan kinerja dari Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin yang dianggap masih cukup kapabel dan cukup layak untuk bisa dilanjutkan dalam kerja sama dengan Prabowo-Gibran," ujar Muzani kepada wartawan di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024) malam.

Kendati begitu, Muzani mengaku belum tahu siapa saja menteri Kabinet Jokowi yang akan dipertimbangkan masuk kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Lagi pula, Muzani mengaku tak punya hak berbicara soal kursi menteri. "Itu hak prerogatif presiden terpilih," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Muzani juga menegaskan daftar calon menteri kabinet Prabowo-Gibran yang beredar di media sosial dalam beberapa hari terakhir tidak benar. Dia menyebut, Informasi tersebut hanyalah berupa spekulasi orang-orang karena memang Prabowo belum membahas susunan kabinet.

"Pak Prabowo dan Mas Gibran masih menunggu keputusan real count dari KPU yang merupakan lembaga yang memiliki kewenangan untuk menetapkan capres dan cawapres untuk menjadi pemenang pemilu. Setelah itu, saya kira Pak Prabowo baru memikirkan yang lain-lain," ucap Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement