REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gunung Semeru kembali mengalami erupsi dengan ketinggian letusan tidak teramati pada Selasa pukul 20.36 WIB. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Jawa Timur, mengatakan bahwa terjadi erupsi Gunung Semeru pada Selasa (13/2/2024).
"Tinggi kolom erupsi tidak teramati. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 155 detik," katanya di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang.
Hingga Selasa malam tercatat jumlah erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu sejak 1 Januari hingga 13 Februari 2024 sebanyak 39 kali dan statusnya masih pada level III atau siaga. Untuk aktivitas kegempaan tercatat sebanyak 17 kali gempa erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 57-125 detik. Kemudian sembilan kali gempa embusan dengan amplitudo 4-8 mm, dan lama gempa 47-55 detik.
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi bahwa masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.