REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG — Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik dengan embusan asap setinggi 1.000 meter dari puncak. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan visual gunung api itu tampak jelas hingga sesekali tertutup kabut, sementara asap kawah berwarna putih berintensitas sedang hingga tinggi.
Dalam laporan yang diterima di Jakarta, Sabtu (22/5/2025) dini hari, Badan Geologi mencatat embusan asap terjadi pada pukul 00.10 WIB dengan cuaca di sekitar kawasan bervariasi dari cerah hingga hujan. Angin tercatat bertiup lemah ke arah tenggara dan selatan dengan suhu berkisar 21–24 derajat Celcius.
Aktivitas kegempaan menunjukkan 157 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10–22 mm dan durasi 58–185 detik. Selain itu, terdeteksi 17 gempa guguran, 19 gempa hembusan, satu gempa vulkanik dalam, enam gempa tektonik jauh, serta satu gempa getaran banjir dengan amplitudo 43 mm dan durasi 6.499 detik.
Badan Geologi meminta masyarakat tidak beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius 20 kilometer dari puncak. Di luar jarak tersebut, warga diminta menjauhi sempadan sungai minimal 500 meter karena potensi awan panas dan lahar masih dapat terjadi.
Masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer dari kawah mengingat risiko lontaran batu pijar. Kewaspadaan perlu ditingkatkan terhadap potensi awan panas guguran, aliran lava, dan lahar di sungai-sungai berhulu Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, serta aliran kecil lainnya.
Badan Geologi sebelumnya mencatat letusan Semeru pada Rabu (19/11) pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom abu sekitar 2.000 meter. Awan panas guguran tercatat meluncur hingga tujuh kilometer ke arah utara dan barat laut dengan amplitudo maksimum erupsi mencapai 40 mm dan durasi 16 menit 40 detik.
Status Gunung Semeru saat ini berada pada Level IV atau Awas untuk mengantisipasi potensi erupsi lanjutan. Penetapan ini menjadi dasar pemberlakuan Status Tanggap Darurat Bencana Alam oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang yang berlaku hingga 26 November.