REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telkom CDC (Community Development Center) bekerja sama dengan YPT (Yayasan Pendidikan Telkom) kembali salurkan bantuan PC Multimedia AIO dan aplikasi i-CHAT untuk SLB. Bantuan kali ini berjumlah 10 PC yang telah diinstal aplikasi i-CHAT,
SGM CDC PT Telkom Hery Susanto mengatakan, adapun distribusi PC itu sebanyak lima unit di Kota Medan yang difasilitasi oleh SMK Telkom 1 & 2 Medan. Dan lima unit di Kota Malang difasilitasi oleh SMK Telkom Malang.
Menurut dia, bantuan hibah ini diberikan guna membantu individu disabilitas tuna rungu dan wicara agar berkomunikasi secara lebih efektif. Diharapkan melalui bantuan ini, disabilitas tuna rungu-wicara dapat mengatasi hambatan komunikasi yang mereka hadapi.
"Serta meningkatkan keterlibatan mereka dalam masyarakat yang semakin terhubung secara digital," kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (17/12/20230.
Telkom CDC bekerjasama dengan YPT sebelumnya pada Juli 2023 lalu juga menyalurkan 10 PC dan aplikasi i-CHAT ke SLB di 5 provinsi. Hery mengatakan, bantuan tersebut berupaya memfasilitasi aksesibilitas teknologi dan menyediakan solusi komunikasi yang sesuai guna mendorong inklusi dan pemberdayaan individu dengan disabilitas tuna rungu-wicara.
"Ini memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari," katanya.
Testimoni SLB
Kepala Sekolah SLB Bhakti Luhur Malang Yohana Fransiska Mai Muri mengatakan, bantuan tersebut bermanfaat ganda. Selain meningkatkan akses dan keterampilan teknologi informasi, aplikasi i-CHAT juga memberikan solusi komunikasi efektif bagi siswa tunarungu.
"Bantuan tidak hanya memperkaya pengalaman belajar siswa tetapi juga meningkatkan inklusivitas lingkungan sekolah, siswa tunarungu bisa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan interaksi sosial dengan teman sekelas," katanya.
Kepala Sekolah SLB Swasta Tunas Harapan Mandiri Sumut Ferdinanta Ginting mengatakan, kondisi sebelum menerima bantuan adalah siswa maupun pengajar agak kesulitan melakukan pembelajaran karena masih mengandalkan kamus bahasa isyarat.
"Kamus Bahasa isyarat sangat tebal dan kurang praktis dan kamus pun yang mempunyai hanya pengajar/guru sehingga anak didik kurang bisa belajar mandiri. Setelah menerima bantuan program i-CHAT, pengajar maupun anak didik sangat antusias karena i-CHAT disamping mudah dalam penggunaan, juga sangat menarik secara fitur," katanya.