REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Polresta Bogor Kota akan memeriksa keluarga Rahmat Agil alias Alung (20 tahun), yang telah membunuh Fitria Wulandari (22). Sebab, diketahui keluarga pelaku ada di lokasi penemuan jasad korban, yakni di ruko Jalan Dokter Sumeru, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor pada Sabtu (2/12/2023).
“Sudah kita agendakan untuk pemeriksaan,” kata Kasat Reserse Kriminal Polresta Bogor Kota, Kompol Rizka Fadhila, Kamis (7/12/2023).
Kendati demikian, Rizka belum mengetahui terkait informasi keluarga pelaku yang diduga tidak ada di kediamannya. Hal itu akan terbukti setelah polisi melakukan pemeriksaan.
“Nanti kita lihat, kan sudah kita undang untuk melakukan pemeriksaan,” ucapnya.
Di samping itu, menurut Rizka, laporan penemuan jasad Fitria di dalam ruko pertama kali dilaporkan oleh orangtua korban ke Polsek Bogor Barat dan juga tidak menerima laporan lain. Hal ini berkaitan dengan keluarga pelaku yang disebut sempat meminta ayah korban untuk menunggu tim forensik setelah menemukan jasad korban.
“Nggak (ada laporan lain). Karena temuan itu, sudah kita langsung otomatis kita lakukan tahapan penyelidikan itu. Makanya nanti dilengkapi, setelah kita dugaan itu sudah ada, makanya sebagai dasar untuk melengkapi pihak keluarga korban membikin laporan polisi,” jelasnya.
Setelah keluarga korban membuat LP, kata Rizka, polisi langsung menyegerakan mencari terduga pelaku. Hingga mengarah ke Alung yang kini sudah ditangkap dan ditahan.
“Sudah kita amankan, kemudian kita melengkapi alat bukti, nah keterangan dari pihak si keluarga pelaku sudah kita agendakan untuk minta keterangan,” ucapnya.
Sebelumnya, Ayah korban pembunuhan di Bogor bernama Fitria Wulandari (22 tahun), Iwan Irawan (43), menjadi salah satu orang yang pertama kali melihat jasad putrinya dalam ruko di Jalan Dokter Sumeru, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Saat itu, di lokasi ada juga keluarga dari sang pembunuh, Rahmat Agil alias Alung (20), yang sempat menahan ayah korban agar tidak membuat kasus ini ramai.
Menurut Iwan, pada Sabtu (2/12/2023) malam itu ada ayah dan salah satu kakak Alung yang menemaninya melihat jasad Fitria. Setelah merasa janggal anaknya disebut kecelakaan motor, Iwan berlari untuk kembali ke rumah namun ditahan oleh kakak Alung.
“Bapaknya, kakaknya, nangis di depan saya. Saya lari keluar, dicegat kakaknya itu. ‘Pak mohon jangan diributin’ katanya. ‘Gimana saya nggak diributin. Ini anak saya sendiri!’ Kata saya gitu,” kata Iwan.