Kamis 12 Oct 2023 23:03 WIB

DPRD Jabar Nilai Kasus Bullying Sudah Merambah Pedesaan Harus Diwaspadai

DPRD Jabar menyebut umumnya kasus bullying terjadi di kota besar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya.
Foto: Dok DPRD Jabar
Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar Abdul Hadi Wijaya menyoroti kasus bullying atau perudungan semakin marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia termasuk Provinsi Jabar.

Menurut Abdul Hadi, kasus bullying ini bahkan bukan hanya masalah anak-anak atau remaja yang ada di perkotaan saja. Tapi, sudah masuk ke wilayah pedesaan.

"Jadi saya nggak berani menyebut apakah ada kurikulum sekolah yang salah atau seperti apa, silahkan para praktisi mendalami yang paham soal anak-anak dan remaja. Yang ingin saya soroti, ini bukan hanya masalah kota tapi sudah masuk ke wilayah pedesaan," ujar Abdul Hadi yang akrab disapa Gus Ahad kepada Republika, Kamis (12/10/2023).

Padahal, menurut Abdul Hadi, dulu kasus bullying ini hanya terjadi kota besar. "Hal-hal yang seperti ini, perlu sistem untuk di antisipasi gak layak dibanggakan kan sekarang kasus bullying banyak yang viral," katanya.

Gus Ahad menilai, tugas pemerintah untuk menyusun visi baru. Jadi masalah ini, jangan diabaikan. Saat ini, ia melihat diskusi pendidkan masih seputar hal yang mendasar, yakni masih berkutat di soal adaptasi kurikulum.

"Kalau tak antisipatif jadi kaget semua kan saat ada kasus viral bullying, ada di Cilacap, di Bogor sudah ada juga kan, Jabar juga," katanya. 

Abdul Hadi menilai, kasus ini pun biasanya fenomena gunung es. Kadi bukan berarti tak viral maka tak ada kasus bullying

"Kondisi bullying yang terviralkan kan mungkin sedikit. Padahal banyak kasus bullying yang tak terungkap, nanti bisa meletus juga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement