REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar harga pangan melonjak setelah program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan hampir setahun mulai muncul di masyarakat. Terbaru, harga ayam dan telur di beberapa daerah mengalami kenaikan karena terbatasnya pasokan di masyarakat akibat MBG menyerap sebagian besar pasokan di peternak.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, pemerintah terus menjaga ketahanan pangan nasional yang menjadi fondasi program MBG. Menanggapi isu kenaikan harga ayam dan telur, ia memastikan, harga di tingkat peternak tetap stabil. Malahan, kata dia, harga bibit anak ayam (day old chicken/DOCp) turun dari Rp 14.000 menjadi Rp 11.500.
"Pemerintah juga sedang mengkaji pengaturan HPP (harga pokok produksi) jagung, HAP (harga acuan pemerintah) jagung pakan, serta HAP telur ayam ras agar seluruh ekosistem usaha terlindungi, baik petani, peternak, maupun konsumen," jelas Amran di Jakarta, Sabtu (22/11/2025).
Dia mengaku, telah memerintahkan Satgas Pangan Polri untuk menertibkan pelaku usaha yang melanggar, terutama di 177 kabupaten/kota yang harga telurnya di atas HAP. Untuk mendukung peternakan rakyat, menurut Amran, sebagai salah satu penyokong protein hewani bagi program MBG, pemerintah akan membangun pabrik pakan dan DOC di hulu produksi.
"Kami ingin membangun pabrik pakan dan DOC di hulu, agar harga pakan (ternak) dan vaksin nanti stabil bagi peternak rakyat di seluruh Indonesia. Rencananya, akan dibangun 12 pabrik pakan pada tahap pertama ditambah 18 pabrik di tahap kedua, dengan anggaran Rp 20 Triliun untuk melayani 3,7 juta peternak rakyat," ujar Amran.
Tidak hanya bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Gizi Nasional (BGN) terus menjalin kerja sama lintas sektor untuk memenuhi bahan baku MBG. Salah satu kerja sama yang terjalin antara BGN dan Kementerian ATR/BPN adalah pembukaan lahan produksi sayur dan buah untuk pasokan MBG.
Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang menjelaskan, pemerintah menetapkan lahan seluas 500 ribu hektare untuk pemenuhan bahan baku MBG. "Rinciannya, 200 ribu ha untuk peternakan di Pulau Jawa, kemudian sisanya 300 ribu hektare untuk di luar Pulau Jawa. Jadi, jangan sampai terjadi gejolak harga di masyarakat. Untuk itu, kita semua bersatu-padu bagaimana membantu MBG dalam menyiapkan bahan baku," kata Nanik.