REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mengatakan bahwa semua pihak harus tetap bersikap santun dan santuy (santai) walaupun bersaing dalam pemilu.
"Ini pesta demokrasi, harus dijalankan secara bergembira, santun, dan santuy," ujar Kaesang seusai pertemuannya dengan politikus PDI Perjuangan sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani di Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Oleh karena itu, dia meminta maaf kepada Puan atas insiden saling sindir yang melibatkan kader kedua partai beberapa waktu lalu. "Saya dari PSI meminta maaf langsung kepada Mbak Puan dan teman-teman PDI Perjuangan lainnya," kata Kaesang.
Selain itu, dia juga meminta media untuk tidak membuat pemberitaan yang dapat menimbulkan perpecahan. Baik di antara peserta pemilu maupun masyarakat, menjelang pesta demokrasi 5 tahunan yang akan berlangsung pada tanggal 14 Februari 2024.
"Media juga jangan malah memecah belah," ucap Kaesang.
Sebelumnya, pada hari Ahad (11/6) kader PSI Ade Armando melalui akun @adearmando61 menulis dalam cuitannya, "Saya dapat kabar, Ganjar sudah meneken kontrak dengan PDIP bahwa kalau dia jadi presiden, penentuan orang-orang yang jadi menteri dan menempati posisi strategis akan ditentukan oleh PDIP."
Namun, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah membantah bahwa pos menteri strategis ditentukan oleh PDI Perjuangan apabila Ganjar Pranowo menjadi presiden, dikutip dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa (13/6).
Bagi Said Abdullah, pihak-pihak yang berpandangan demikian berusaha membuat citra Ganjar Pranowo menjadi buruk.
"Manuver-manuver seperti itu berniat jahat, merusak citra diri Pak Ganjar seolah-olah beliau hanya boneka," ucapnya.
Pada hari Selasa (13/6), Ade Armando mengklarifikasi cuitan sebelumnya dengan menyatakan, "Ganjar Pranowo sudah mengklarifikasi bahwa kalau nanti dia jadi Presiden, yang akan menentukan siapa anggota kabinetnya, ya, dia sendiri. Bukan partai."