REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara resmi mengumumkan tiga kandidat yang akan maju dalam kontestasi Pemilihan Raya untuk ketua umum periode 2025–2030. Ketiganya adalah Ronald Sinaga, Kaesang Pangarep, dan Agus Mulyono Herlambang.
Ketua Steering Committee (SC) Kongres PSI Andy Budiman menyampaikan bahwa ketiga nama tersebut telah lolos verifikasi dukungan dan berhak mengikuti tahapan selanjutnya menuju pemilihan pada 12-19 Juli 2025 dilanjutkan dengan Kongres PSI yang akan digelar di Solo pada 19 Juli 2025, dengan resepsi penutupan pada 27 Juli.
“Kami nyatakan bahwa ketiganya sudah memenuhi syarat untuk maju sebagai calon ketua umum. (Terbanyak) Mas Kaesang Pangarep didukung 10 DPW dan 78 DPD,” ujar Andi dalam konferensi pers, Selasa (24/6/2025).
Sekretaris SC Kongres PSI Benediktus Papa menjelaskan nomor urut kandidat juga telah ditetapkan: Ronald Sinaga mendapat nomor urut 1, Kaesang Pangarep nomor 2, dan Agus Mulyono Herlambang nomor 3. Seluruh kandidat diberi kebebasan berkampanye dan menyampaikan visi-misi mereka ke seluruh kader PSI.
"Kami berikan kesempatan untuk melakukan kampanye ataupun sosialisasi penyampaian visi-visi dalam berbagai cara. Kami berikan kebebasan kepada ketiga kandidat untuk menggunakan berbagai platform, metode untuk penyampaian visi-visi kepada seluruh anggota Partai PSI," katanya.
Di sisi lain, Andy juga sempat memberikan respons ketika ditanya sempat muncul sinyal bahwa presiden ke-7 Jokowi untuk berkontestasi di pemilu raya. Meskipun batal, namun, ia tetap menghormati keputusan Jokowi. Ia juga mengatakan pintu PSI masih terbuka lebar apabila Jokowi memutuskan menjadi anggota.
"Jadi sekali lagi kalau misalnya tadi dibilang apakah, bagaimana responsnya Pak Jokowi tidak jadi mendaftar, begitu. Kami sekali lagi menghormati pilihan Pak Jokowi," katanya.
"Terkait dengan gabung sebagai anggota itu masih terbuka opsinya. Jadi sekali lagi ini kita kembalikan kepada Pak Jokowi," katanya menambahkan.
Menurut Andi, di dunia politik banyak peran yang bisa dimainkan oleh Jokowi —baik di panggung depan maupun di balik layar— dan seluruh kemungkinan tetap terbuka.
"Semua opsi masih bisa terbuka dan sekali lagi apa yang diputuskan oleh Pak Jokowi merupakan sesuatu yang kami hormati. Dan bagi kami tidak ada yang berubah, Pak Jokowi tetap orang yang kami hormati," katanya mengakhiri.