REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dini Purwono menilai bergabungnya putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, di partainya hingga menjadi ketua umum menjadi energi baru bagi partai tersebut. Kaesang dinilai punya potensi besar.
"Yang jelas, sih, energi baru, ya. Kalau dari personal kan memang dia cukup high flyer (punya potensi besar)," kata Dini di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Dini yang juga merupakan Staf Khusus Presiden, mengatakan Kaesang memiliki potensi dan usia muda bukan halangan untuk berkiprah di dunia politik.
"Kemudian, kalau dari pengalaman, ya, mungkin pengalaman penting, tapi bukan segala-galanya juga, ya. Kalau memang orang punya bakat, punya potensi, ya, bisa saja; belajar juga lebih cepat kan," tambahnya.
Dia pun berharap kehadiran Kaesang di PSI bisa menarik lebih banyak anak muda untuk melek politik. "Biasa kan anak-anak muda, kalau gen Z, milenial, begitu kan asal ada sosok yang dia suka jadi lebih termotivasi. Ya, kami tetap percaya semakin banyak orang baik berpotensi masuk politik, otomatis politik jadi baik, semakin banyak yang bagus-bagus," jelas Dini.
Meskipun penetapan Kaesang sebagai ketua umum terkesan terburu-buru, dia menekankan bahwa evaluasi dan penilaian sudah dilakukan PSI sejak lama.
Sebelum Kaesang hadir, menurut Dini, jumlah bakal calon legislatif (caleg) PSI sudah bertambah dua hingga tiga kali lipat. Kini, dengan adanya Kaesang, PSI ibarat memiliki mesin besar dan menambah optimisme.
Namun, dia mengingatkan kehadiran Kaesang di PSI tetap perlu diikuti dengan kerja bersama. Dini menilai keputusan Kaesang untuk bergabung ke PSI merupakan hak politik dari putra bungsu Jokowi.
Dia mengatakan meskipun Kaesang berbeda partai dengan Jokowi, yang bergabung di PDI Perjuangan, secara aturan Kaesang tidak melanggar aturan, seperti juga telah disampaikan politikus PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat.
"Ya, dari PDI Perjuangan sendiri sudah memberikan pernyataan, Pak Djarot kan (mengatakan) bahwa secara aturan tidak ada yang dilanggar juga. Mas Kaesang sudah punya keluarga sendiri, sudah pisah KK (kartu keluarga) dan, ya, nggak apa-apa juga (beda partai dengan Jokowi), bagian dari regenerasi dan kebebasan," tuturnya.
Keputusan Kaesang juga dapat dinilai sebagai bentuk kebebasan bagi anak muda untuk berekspresi secara politik. "Apa yang kamu rasa cocok menurut kamu, di mana yang kamu rasa bisa berkiprah secara maksimal mengaktualisasikan diri, memberikan yang terbaik, boleh dong gitu kan, selama tidak ada aturan yang dilanggar," kata Dini.
Apabila ada generasi muda yang merasa lebih cocok dengan suatu hal karena sesuai dengan karakter dan kepribadiannya, maka hal itu sah-sah saja dilakukan. "Yang penting menjadi lebih baik, yang penting jadi lebih maksimal dibandingkan seseorang, misalnya, harus dipaksakan di satu vehicle (kendaraan) yang nggak cocok," ujar Dini.