Senin 11 Sep 2023 14:35 WIB

Asa Partai Bulan Bintang Kembali ke Senayan Vs Realitas Survei Partai Islam

Sudah tiga periode tidak ada wakil PBB di kursi DPR RI.

Ketua KPU Hasyim Asyari (kanan) bersama Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra (kiri) saat penyerahan berkas pendaftaran bakal calon legislatif di Kantor KPU, Jakarta, Sabtu (13/5/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua KPU Hasyim Asyari (kanan) bersama Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra (kiri) saat penyerahan berkas pendaftaran bakal calon legislatif di Kantor KPU, Jakarta, Sabtu (13/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, oelh Febrian Fachri

Partai Bulan Bintang (PBB) menjadi salah satu partai yang lahir pada era Reformasi 1998. Namun, partai yang dibesarkan pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra itu sudah tiga periode tidak punya kursi atau perwakilan di DPR RI. Terakhir, PBB punya wakil di DPR RI pada periode 2004-2009 lalu.

Baca Juga

Pada Pemilu 2004, PBB berhasil meraih 14 kursi DPR RI kendati hanya meraup 2,62 persen suara. Sebelum itu, periode 1999-2004 PBB juga berhasil menempatkan 13 wakilnya di DPR RI, meskipun hanya meraih 1,94 persen dari suara sah nasional.

Pada Pemilu 2009, PBB hanya meraup 1,79 persen dari total suara sah nasional. Angka ini di bawah ambang batas parliamentary threshold perolehan suara sebesar 2,5 persen. Demikian pula pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019, perolehan suara PBB selalu di bawah ambang batas parlemen seperti terlihat pada grafik. Dengan demikian, tidak ada wakil dari PBB yang menjadi anggota DPR RI sejak Pemilu 2009 hingga 2019. 

Belajar dari tiga kali kegagalan beruntun di Pemilu 2009, 2014, dan 2019, PBB kini bertekad kembali berhasil mengantarkan kadernya kembali ke Senayan. Sekretaris Jenderal PBB, Afriansyah Noor, mengatakan kini partainya menunjukkan geliat yang berbeda untuk menghadapi Pemilu 2024. 

“Harus ada kader PBB lagi duduk di Senayan. Karena dulu waktu kami masih ada kursi walau tidak banyak, PBB memberikan sumbangsih besar dalam melahirkan produk Undang Undang yang penting bagi negara,” kata Afriansyah, kepada Republika di Padang, baru-baru ini. 

Afriansyah, tak memungkiri merapat barisan ke partai koalisi pendukung Prabowo Subianto sebagai capres sebagai salah satu strategi supaya PBB mendapatkan efek ekor jas dari sosok yang kini menjabat Menteri Pertananan tersebut. Selain berkomitmen penuh mendukung Prabowo, PBB kata Afriansyah juga gencar mengadakan konsolidasi merata di seluruh wilayah di Indonesia.  

DPP PBB menggelar konsolidasi pemenangan PBB pada Pileg dan Pilpres 2024 sekaligus memenangkan capres Prabowo Subainto di 4 zona. Konsolidasi pertama digelar di zona 1 pada 26 Agustus 2023 bertempat di Makassar. Lalu zona 2 digelar pada 3 September 2023 di Surabaya. Selanjutnya zona 3 dihelat pada 9 September 2023 di Padang. Dan terakhir di zona 4 pada 23 September akan berlangsung di Jayapura.

Afriansyah Noor mengatakan dengan digelarnya konsolidasi pemenangan PBB di 4 zona ini menandakan bahwa PBB serius dalam menghadapi Pileg dan Pilpres 2024 serta memenangkan Prabowo Subianto jadi Presiden 2024.

”PBB mendukung Pak Probowo capres bukan di Jakarta saja, tapi di seluruh Indonesia, khususnya DPW yang ada di 4 zona ini mendukung sepenuhnya untuk pemenangan Pak Prabowo jadi presiden 2024,” ujar Afriansyah. 

Selain ingin kembali menghiasi kompleks parlemen di Senayan, Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, menegaskan partainya juga ingin masuk ke kabinet pemerintahan periode 2024-2029. Di mana untuk Pemilu 2024 ini, PBB sudah bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju pendukung bakal capres, Prabowo Subianto. Ketika sudah berhasil berjibaku memenangkan Prabowo, Yusril ingin ada juga kader PBB yang mendapatkan jatah kursi menteri di dalam kabinet. 

"PBB juga ingin masuk ke pemerintahan. Mudah-mudahan Pak Prabowo memenangkan Pilpres kemudian PBB akan ikut pemerintahan yang akan datang," ujar Yusril. 

Sebenarnya jelang pendaftaran pasangan capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) PBB juga ingin supaya kadernya dipilih Prabowo menjadi cawapres. Diketahui kader PBB yang ditawarkan menjadi cawapres Prabowo tidak lain adalah Yusril Ihza Mahendra. Tapi menurut Yusril, PBB tidak menjadikan posisi cawapres sebagai syarat mutlak dukungan kepada Prabowo.

Walau tidak kader PBB yang jadi cawapres, Yusril menegaskan partainya tetap setia bersama Prabowo. Yusril kemudian menjelaskan alasan ideologis yang membuat partainya membulatkan tekad bergabung dengan koalisi partai pendukung bakal capres Prabowo Subianto.

Yusril menyebut Prabowo adalah anak kandung dari ekonom terkemuka sejak zaman orde lama sampai orde baru Soemitro Djojohadikoesoemo. Di mana saat masih muda, Soemitro punya kedekatan dengan tokoh-tokoh besar Partai Masyumi. Partai Masyumi diketahui punya ideologi yang sekarang ini dianut oleh PBB. 

"Prabowo adalah anak biologis dari Soemitro, saya dan kami (PBB) adalah anak ideologis Soemitro," kata Yusril, dalam acara Konsolidasi Zona III Pemenangan Pileg PBB dan Pemenangan Prabowo Subianto sebagai capres di Hotel Pangeran, Kota Padang, Sabtu (9/9/2023). 

Pakar Hukum Tata Negara itu menyebut alasan lain dirinya dan PBB mendukung Prabowo karena pokok pikiran Prabowo tentang persoalan dan penyelesaian persoalan bangsa. Menurut Yusril, dirinya sudah membaca sejumlah buku karya Prabowo. Dia melihat Prabowo memiliki konsep yang matang tentang penyelesaian persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. 

Yusril mengatakan presiden pertama RI, Soekarno telah memberikan jasa besar memerdekaan Indonesia dari penjajahan. Lalu Presiden Soeharto dengan gigih membangun Indonesia hingga mampu menjadi macan Asia. Sayangnya pasca keruntuhan rezim orde baru, Yusril menilai belum ada pemimpin yang mampu membawa Indonesia mengejar ketertinggalan. Harusnya pasca krisis 98, Indonesia mampu melompat jauh ke depan.  

"Kita terlambat melompat jauh ke depan karena tidak punya pemimpin yang mumpuni. Indonesia adalah negara besar dengan segala sumber daya tapi tidak mampu menjadi negara maju. Saya yakin Prabowo punya kemampuan untuk mewujudkan itu," ucap Yusril.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement