Ahad 16 Nov 2025 21:23 WIB

Senapan Mesin Tank Israel Tembaki Pasukan PBB di Lebanon

Tentara Israel diminta berhenti tembaki pasukan Unifil

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.
Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan, personel mereka di wilayah selatan Lebanon ditembaki pasukan Israel pada Ahad (16/11/2025) pagi waktu setempat. Namun tak ada korban luka maupun jiwa akibat kejadian tersebut.

Menurut UNIFIL, rentetan peluru yang mengarah ke pasukan mereka ditembakkan menggunakan senapan mesin dari tank militer Israel. Objek yang terhantam peluru-peluru tersebut hanya berjarak lima meter dari pasukan UNIFIL yang tengah berjalan kaki. 

Baca Juga

"Pasukan penjaga perdamaian meminta IDF (Pasukan Pertahanan Israel) untuk berhenti menembak melalui saluran penghubung UNIFIL. Mereka berhasil pergi dengan selamat 30 menit kemudian, ketika tank Merkava mundur ke dalam posisi IDF," kata UNIFIL dalam keterangannya, dikutip laman Times of Israel. 

IDF belum merilis keterangan resmi soal penembakan yang dilakukan pasukannya terhadap para personel UNIFIL. Dalam beberapa pekan terakhir, UNIFIL semakin sering mengajukan keluhan terhadap IDF. 

Israel telah lama berargumen bahwa pasukan pengamat PBB di Lebanon telah gagal dalam menjalankan misinya. Menurut Israel, UNIFIL tidak berbuat banyak dalam mencegah kelompok Hizbullah membangun pasukannya di dekat perbatasan Israel selama beberapa dekade terakhir. 

Polemik Pagar Beton

Beirut telah mengumumkan akan melaporkan Israel ke Dewan Keamanan PBB atas langkah mereka membangun tembok beton di sepanjang perbatasan selatan Lebanon yang melampaui "Blue Line (Garis Biru)". Menurut Beirut, tindakan Israel melanggar resolusi PBB dan integritas wilayah Lebanon. 

"(Pembangunan tembok oleh Israel) merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon," kata Kantor Kepresidenan Lebanon, Ahad (16/11/2025). 

Blue Line adalah garis yang dipetakan PBB. Garis tersebut memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Pasukan Israel mundur ke Blue Line ketika mereka hengkang dari wilayah Lebanon selatan pada tahun 2000.

Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, telah menyampaikan bahwa tembok yang dibangun Israel telah membuat lebih dari 4.000 meter persegi wilayah Lebanon tidak dapat diakses oleh penduduk setempat. Dujarric mengatakan, UNIFIL telah meminta agar tembok yang diklaim Lebanon menerobos Blue Line itu dibongkar.

Sementara itu militer Israel menolak dituding pembangunan tembok di sepanjang perbatasan selatan Lebanon melanggar Blue Line. "Tembok tersebut merupakan bagian dari rencana IDF (Pasukan Pertahanan Israel) yang lebih luas yang pembangunannya dimulai pada tahun 2022," ujar seorang juru bicara (jubir) IDF pada Jumat (14/11/2025). 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement