Ahad 16 Nov 2025 06:50 WIB

Israel Serobot Wilayah Lebanon Pakai Tembok Beton, Beirut akan Lapor ke DK PBB

Tembok Israel membuat 4.000 meter persegi wilayah Lebanon tak bisa diakses.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.
Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Beirut akan melaporkan Israel ke Dewan Keamanan PBB karena telah membangun tembok beton di sepanjang perbatasan selatan Lebanon yang melampaui "Blue Line (Garis Biru)". Menurut Lebanon, tindakan Israel melanggar resolusi PBB dan integritas wilayah mereka.

"(Pembangunan tembok oleh Israel) merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon," kata Kantor Kepresidenan Lebanon, Ahad (16/11/2025).

Blue Line adalah garis yang dipetakan PBB. Garis tersebut memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Pasukan Israel mundur ke Blue Line ketika mereka hengkang dari wilayah Lebanon selatan pada tahun 2000.

Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, telah menyampaikan bahwa tembok yang dibangun Israel telah membuat lebih dari 4.000 meter persegi wilayah Lebanon tidak dapat diakses oleh penduduk setempat. Dujarric mengatakan, Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) telah meminta agar tembok yang diklaim Lebanon menerobos Blue Line itu dibongkar.

Sementara itu militer Israel menolak dituding pembangunan tembok di sepanjang perbatasan selatan Lebanon melanggar Blue Line. "Tembok tersebut merupakan bagian dari rencana IDF (Pasukan Pertahanan Israel) yang lebih luas yang pembangunannya dimulai pada tahun 2022," ujar seorang juru bicara (jubir) IDF pada Jumat (14/11/2025).

"Sejak dimulainya perang, dan sebagai bagian dari pembelajaran yang dipetik darinya, IDF telah memajukan serangkaian langkah, termasuk memperkuat penghalang fisik di sepanjang perbatasan utara," tambah jubir IDF tersebut.

Lebanon dan Israel masih kerap terlibat ketegangan di wilayah perbatasan. Konfrontasi terbuka sempat berlangsung di wilayah perbatasan kedua negara menyusul pecahnya konflik di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. Kelompok Hizbullah, yang mendukung perjuangan kelompok perlawanan Palestina di Gaza, ikut melancarkan serangan udara ke wilayah Israel.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement