Rabu 06 Sep 2023 16:44 WIB

Warga Direlokasi, Pemprov Diminta Sediakan Akses Bus Anak Rusunawa Marunda

Pemprov DKI diminta sediakan akses bus sekolah untuk anak Rusunawa Marunda.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Kondisi rusunawa Marunda blok C5 yang sudah tak layak huni. Pemprov DKI diminta sediakan akses bus sekolah untuk anak Rusunawa Marunda.
Foto: Republika/Fergi Nadira
Kondisi rusunawa Marunda blok C5 yang sudah tak layak huni. Pemprov DKI diminta sediakan akses bus sekolah untuk anak Rusunawa Marunda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relokasi warga Rusunawa Marunda ke Rusunawa Nagrak terus bergulir, usai insiden robohnya atap bangunan pada akhir Agustus 2023 lalu. Legislator meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar memenuhi kebutuhan dasar warga, termasuk kebutuhan pendidikan anak-anak yang bersekolah di sekitar Marunda. 

"Saya berharap relokasi warga ke Rusunawa Nagrak berjalan lancar dan warga mendapat fasilitas dasar, terutama akses sekolah bus bagi anak-anak penghuni Rusunawa Marunda yang sekolah karena anak-anak bersekolah di SDN 02 Marunda, SDN 05 Marunda, dan SMPN 290," ujar Anggota DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike kepada wartawan, Rabu (6/9/2023).

Baca Juga

Berpindahnya warga Rusunawa Marunda dikhawatirkan menimbulkan kurang diperhatikannya nasib anak-anak yang ikut orang tuanya ke ke Rusunawa Nagrak. Sehingga ketersediaan bus sekolah dinilai dapat membantu aksesibilitasnya. 

"Karena jarak Rusunawa Nagrak dengan ketiga sekolah tersebut lumayan jauh. Ini juga harus diperhatikan Pemprov DKI karena pasti waktu revitalisasi memakan waktu," tutur dia. 

Yuke mewanti-wanti agar relokasi warga Rusunawa Marunda ke Rusunawa Nagrak tidak sampai mengganggu anak-anak sekolah. Pasalnya, anak-anak sekolah menjadi salah satu yang paling terdampak akibat insiden robohnya atap bangunan tempat tinggal mereka yang kemudian terpaksa harus pindah sementara. 

Mengenai insiden itu, lebih lanjut, Yuke menekankan agar tidak kembali terjadi, baik di Rusunawa Marunda maupun di rusunawa-rusunawa lainnya di Jakarta. 

"Yang jelas ke depannya, kita perlu memastikan agar insiden seperti ini tidak terulang. Selain revitalisasi bangunan yang telah dinyatakan tidak layak oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) harus ada upaya preventif berupa inspeksi rutin, pemeliharaan, dan evaluasi terhadap semua Rusunawa di Jakarta. Ini mutlak harus dilakukan inspeksi ke semua rusun agar menghindari kejadian serupa," tegas dia. 

Sebelumnya diketahui, insiden robohnya atap bangunan Rusunawa Marunda terjadi pada Rabu (30/8/2023) pukul 21.10 WIB, yakni di Blok C5, tepatnya di sekitar halaman belakang. Pelaksanan Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum mengungkapkan bahwa robohnya atap bangunan itu akibat sudah tidak layak huni. 

"Sesuai hasil penelitian BRIN bahwa bangunan tersebut sudah tidak layak," kata Retno saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (4/9/2023).  

Retno menuturkan, pada Kamis (31/9/2023) sudah dilakukan sosialisasi kepada warga untuk segera pindah ke Rusunawa Nagrak. Sejumlah warga sudah mengangkut barang-barangnya secara bertahap.

Berdasarkan catatannya, jumlah warga Blok C Rusunawa Marunda sebanyak 451 kepala keluarga (KK). Ratusan KK itulah yang ditempatkan sementara di Rusunawa Nagrak. 

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) II DPRKP DKI Jakarta Uye Yayat Dimyati menuturkan bahwa memang beberapa lokasi bangunan sudah sangat berbahaya. Uye menyebut sosialisasi untuk relokasi itu sudah dilaksanakan pada Maret 2022 lalu, namun sempat tertunda karena adanya lonjakan kasus Covid-19 dan Rusunawa Nagrak sendiri digunakan sebagai lokasi isolasi pasien Covid-19. 

"Sudah dari tahun lalu kita plan, warga yang sebagian sulit dipindah. Yang sekarang lebih tegas karena mengutamakan keselamatan jiwa," kata Uye.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement