Rabu 22 Oct 2025 14:45 WIB

Pejuang Palestina Khawatirkan Israel Terapkan 'Skenario Lebanon' di Gaza

Israel masih melancarkan serangan udara di Gaza meski menyepakati gencatan senjata.

Warga mengusung jenazah saat pemakaman warga Palestina yang tewas akibat tembakan Israel, di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Ahad (19/10/2025). Sumber-sumber medis melaporkan bahwa lebih dari 40 orang gugur syahid dan puluhan lainnya terluka di seluruh Jalur Gaza Palestina akibat serangan Israel yang menargetkan tenda dan sekolah yang menaungi para pengungsi, serta gedung tempat para jurnalis bekerja.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga mengusung jenazah saat pemakaman warga Palestina yang tewas akibat tembakan Israel, di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Ahad (19/10/2025). Sumber-sumber medis melaporkan bahwa lebih dari 40 orang gugur syahid dan puluhan lainnya terluka di seluruh Jalur Gaza Palestina akibat serangan Israel yang menargetkan tenda dan sekolah yang menaungi para pengungsi, serta gedung tempat para jurnalis bekerja.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Serangan udara Israel selama tiga hari terakhir di beberapa bagian wilayah Jalur Gaza tidak sepenuhnya digelar secara acak, namun menargetkan beberapa anggota Hamas dan membunuh lima komandan lapangan dan mengakibatkan luka serius anggota lainnya. Hal itu diungkapkan oleh sumber dalam faksi Palestina, termasuk Hamas kepada Asharq Al-Awsat, Selasa (21/10/2025).

Enam orang yang terbunuh adalah anggota Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas. Menurut sumber itu, kepemimpinan Hamas meyakini Israel mencoba "meniru skenario Lebanon' di Gaza. Skenario itu merujuk pada serangan udara secara sporadis dan pembunuhan terhadap anggota dan infrastruktur Hizbullah meski kedua belah pihak telah mendeklarasikan gencatan senjata.

Baca Juga

Menurut seorang sumber Hamas, pada Ahad lalu, Israel menggunakan drone bunuh diri untuk membunuh Taj al-Din al-Wahidi, wakil komandan dari 'Batalion Barat' di Jabalia, yang adalah bagian dari Brigade al-Qassam. Al-Wahidi terbunuh saat berada di dalam apartemen dekat wilayah pelabuhan di Gaza City.

Sumber tadi menggambarkan Al-Wahidi sebagai 'komandan de facto' dari batalion, yang mengawasi perencanaan dan eksekusi serangkaian operasi melawan militer Israel selama perang. Dia berhasil selamat dari beberapa percobaan pembunuhan dan menjadi di antara petinggi Hamas yang mengatur serangan pada 7 Oktober 2023, menyerang pos militer Israel di Zikim.

photo
Potret seorang anak Palestina membawa kayu bakar di Kamp Pengungsi Bureij, Gaza, Ahad (19/10/2025). Setelah lebih dari dua tahun perang dan kehancuran, anak-anak Palestina di Gaza menghabiskan hari-hari mereka dengan menunggu dalam antrean panjang untuk mendapatkan bantuan, mengumpulkan kayu bakar, dan membantu keluarga mereka untuk bertahan hidup. - (Moiz Salhi/Anadolu via Reuters)

Sumber Hamas lainnya mengungkapkan, drone lainnya setidaknya meluncurkan satu rudal ke sebuah kelompok berisi empat pejabat senior Hamas, membunuh keempatnya dan mengakibatkan luka serius komandan lapangan, pemimpin dari pasukan elite di Batalion Timur di Jabalia. Para pejabat senior Hamas itu tengah berkumpul di dekat resor pantai di kota al-Zawaida, Gaza tengah saat rudal Israel diluncurkan.

Sumber Asharq Al-Awsat menyebut, mereka semua adalah warga kamp pengungsi Jabalia yang selama ini ditugaskan melancarkan beragam misi petempuran selama perang. Komandan yang terluka dan masih dalam kondisi kritis, menurut sumber itu, adalah orang yang dicari Israel. 

Komandan itu beserta kelompoknya adalah sel aktif yang masih tersisa dari Batalion Timur. Pada masa gencatan senjata, kelompok itu ditugaskan memburu geng al-Samaana, salah satu dari beberapa geng yang beroperasi di Jabalia dan Beit Lahia yang dituduh oleh Hamas berkolaborasi dengan Israel.

photo
Dua Tahun Genosida di Gaza - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement