Senin 10 Nov 2025 05:55 WIB

Brigade al-Qassam: Menyerah pada Israel tak Ada dalam Kamus Kami

Pelanggaran yang dilakukan Israel dapat memengaruhi gencatan senjata.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Brigade Izzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengambil bagian dalam parade gencatan senjata di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Ahad, 19 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Anggota Brigade Izzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengambil bagian dalam parade gencatan senjata di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Ahad, 19 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas mengatakan, para pejuangnya yang bersembunyi di wilayah Rafah, Jalur Gaza, tidak akan menyerah kepada Israel. Hamas mendesak para mediator mencari solusi untuk berlanjutnya gencatan senjata yang kondisinya terancam akibat berulangnya pelanggaran oleh Israel. 

Sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, mengatakan, Israel bertanggung jawab atas serangan terhadap anggota mereka yang didalihkan sebagai bentuk pembelaan diri.

Baca Juga

"Musuh harus tahu bahwa konsep menyerah dan menyerahkan diri tidak ada dalam kamus Brigade al-Qassam," kata Brigade al-Qassam, Ahad (9/11/2025), dikutip laman Al Arabiya. 

Pernyataan Brigade al-Qassam tersebut muncul setelah Mesir, selaku salah satu mediator dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza, dilaporkan tengah mengusulkan agar para pejuang Hamas yang masih berada di Rafah, menyerahkan senjata mereka. Tak hanya itu, Mesir meminta mereka membocorkan detail terowongan bawah tanah Hamas di wilayah tersebut untuk selanjutnya dihancurkan. 

Sebagai imbalannya, para pejuang Hamas di Rafah akan diberi akses dan jaminan keamanan untuk bergerak atau berpindah ke daerah lain di Gaza. Dalam pernyataannya pada Kamis (6/11/2025), Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menyebut, kesepakatan yang diusulkan untuk sekitar 200 pejuang Hamas di Rafah akan menjadi ujian bagi proses perlucutan Hamas lebih luas di seluruh Gaza.

Dalam pernyataannya pada Ahad, Brigade Al-Qassam tidak mengomentari langsung mengenai perundingan yang sedang berlangsung mengenai para pejuang mereka Rafah. Namun mereka menyiratkan bahwa krisis tersebut dapat memengaruhi gencatan senjata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement