Jumat 18 Aug 2023 11:04 WIB

Politikus PDIP: 'Pak Lurah' Jadi Panggilan Kesayangan untuk Jokowi

Politikus PDIP sebut sebutan Pak Lurah jadi panggilan kesayangan untuk Jokowi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Ageman Songkok Singkepan Ageng. Politikus PDIP sebut sebutan Pak Lurah jadi panggilan kesayangan untuk Jokowi.
Foto: Republika/N Dessy Suciati Saputr
Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Ageman Songkok Singkepan Ageng. Politikus PDIP sebut sebutan Pak Lurah jadi panggilan kesayangan untuk Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah, mengatakan bahwa di antara elite memang berkembang ungkapan "Pak Lurah", yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, istilah tersebut bukan merupakan sesuatu yang dimaknai negatif.

"Sebenarnya memang di antara elite kita berkembang 'Pak Lurah, Pak Lurah', itu menunjukkan kecintaan. Karena presiden kita itu punya publik trust yang tinggi, luar biasa, sehingga di antara elite kalau nyebut 'Pak Lurah', 'Pak Lurah' kan panggilan kesayangan," ujar Said.

Baca Juga

Dia menegaskan, Jokowi adalah presiden yang merupakan kepala negara Indonesia. Klarifikasi Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR juga menunjukkan bahwa Jokowi tak ikut campur ihwal perpolitikan Indonesia jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Dia (Jokowi) tidak ikut-ikut langgam partai politik, karena sadar betul sebagaimana disampaikan Bapak Presiden, clear, 'Saya ini Presiden Republik Indonesia, bukan ketua umum partai'. Itu mengagetkan kita semua," ujar Said.

"Bahkan foto-foto beliau yang bersandingan, disinggung pula sama beliau. Itu kan sebagai presiden dengan tingkat kepuasan publik 80 persen, apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden dengan public trust yang tinggi sekali, tanpa keraguan kita harus percaya. Bahwa Bapak Presiden tidak akan pernah cawe-cawe," sambungnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung adanya tren di kalangan politisi dan parpol memasuki tahun politik saat ini. Ia mengatakan, sering kali mendengar adanya istilah 'Pak Lurah' saat membahas soal capres dan cawapres di Pemilu 2024.

"Kita saat ini sudah memasuki tahun politik. Suasana sudah hangat-hangat kuku, dan sedang tren ini di kalangan politisi dan parpol. Setiap ditanya capres dan cawapresnya jawabannya belum ada arahan 'Pak Lurah',” kata Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Jokowi pun sempat heran dengan sosok 'Pak Lurah' yang dimaksud. Namun belakangan kemudian ia baru menyadari bahwa sosok yang dimaksud adalah dirinya. 

"Saya sempat mikir siapa ini 'Pak Lurah', sedikit-sedikit kok 'Pak Lurah'. Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah ternyata saya," ujar Jokowi.

Karena itu, Jokowi pun menegaskan bahwa dirinya bukanlah lurah. Ia adalah seorang Presiden RI. "Ya saya jawab saja, saya bukan lurah, saya adalah Presiden RI. Ternyata 'Pak Lurah' itu kode," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement