REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menggelar program lanjutan imunisasi tetes Rotavirus (RV) secara nasional di tahun ini dengan menyasar anak usia 2 bulan di Sulawesi Selatan untuk mencegah kejadian diare berat. "Sasaran pemberian imunisasi RV dimulai paling cepat pada anak usia dua bulan atau bayi yang dilahirkan pada tanggal 16 Mei 2023," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Ia mengatakan, pemberian imunisasi RV akan dilaksanakan secara nasional pada 15 Agustus 2023 melalui agenda peluncuran di Sulawesi Selatan sebagai rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan RI Ke-78. Imunisasi RV diberikan secara oral sebanyak 0,5 ml atau setara lima kali tetes per dosis. Diberikan sebanyak tiga dosis dengan interval empat pekan antardosis.
“lmunisasi RV dosis terakhir diberikan pada bayi usia 6 bulan 29 hari," katanya.
Pelayanan imunisasi RV dapat diperoleh di posyandu serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang melayani imunisasi rutin, seperti puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit pemerintah dan swasta, klinik, praktik dokter mandiri, praktik bidan mandiri, serta pos pelayanan imunisasi lainnya.
Syahril mengatakan, kegiatan kali ini merupakan agenda lanjutan dari program serupa yang sebelumnya bergulir sepanjang 2022 di 21 kabupaten/kota di 18 provinsi dengan jumlah sasaran 196.876 bayi.
“Ada dua pertimbangan pada saat itu, yaitu angka morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi pada balita serta kesiapan sumber daya daerah dalam pelaksanaan imunisasi," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan imunisasi RV relatif aman dan efektif bagi penerima manfaat.
"Secara umum vaksin tidak menimbulkan reaksi yang serius sesudah pemberian imunisasi," katanya.
Reaksi umum yang mungkin terjadi berupa demam, muntah, diare, dan anak menjadi rewel, sebagai bagian dari respons imun terhadap vaksin RV. Apabila pemberian imunisasi RV terlewat dari jadwal yang seharusnya, kata Maxi, dapat dilengkapi paling lambat sebelum usia 6 bulan.
Diare hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada bayi. Data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN) (Soenarto et al, 2017) sekitar 45 persen kasus rawat inap pada balita disebabkan oleh diare cair akut yang disebabkan Rotavirus.
Bahkan sekitar 9,8 persen kematian pada bayi di bawah 12 bulan dan 4,55 kematian pada balita usia 12--59 bulan di Indonesia disebabkan oleh diare.