Senin 07 Aug 2023 15:18 WIB

Presiden Jokowi: Masyarakat Dunia Makin tak Religius

Presiden Jokowi menyebutkan masyarakat dunia semakin tidak religius.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Jokowi meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. Presiden Jokowi menyebutkan masyarakat dunia semakin tidak religius.
Foto: dok. Laily Rachev - Biro Pers
Presiden Jokowi meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. Presiden Jokowi menyebutkan masyarakat dunia semakin tidak religius.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa masyarakat dunia saat ini menunjukan semakin tidak religius. Berdasarkan survei IPSOS Global Religion di 2023 terhadap 19.731 orang dari 26 negara di dunia menunjukkan bahwa 29 persen masyarakat menyatakan agnostik dan atheis.

Hal ini disampaikan Jokowi saat meresmikan pembukaan ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference 2023 di Jakarta, Senin (7/8/2023).

Baca Juga

"Di sisi yang lain di bidang keagamaan, masyarakat dunia mulai semakin tidak religius. Survei dari IPSOS Global religion tahun 2023 terhadap 19.731 orang dari 26 negara di dunia menunjukkan 29 persen menyatakan bahwa mereka agnostik dan atheis," kata Jokowi.

Sementara menurut data Pew Research Center, jumlah kekerasan fisik atas nama agama dan kepercayaan semakin meningkat. Jokowi pun meyakini seluruh peserta yang hadir dalam acara ini memiliki komitmen yang sama bahwa ASEAN harus menjadi teladan toleransi dan persatuan. Selain itu, ASEAN juga harus menjadi jangkar perdamaian dunia.

Jokowi yakin masyarakat ASEAN justru memiliki semangat keagamaan yang semakin meningkat. Ia mencontohkan Indonesia yang menjadi negara dengan masyarakat yang paling percaya Tuhan dan bahkan angkanya tertinggi di dunia.

"Ini menurut Pew Research Center, 96 persen responden di Indonesia meyakini bahwa moral yang baik ditentukan kepercayaan kepada Tuhan," ungkapnya.

Menurut Jokowi, sejumlah negara ASEAN seperti Indonesia telah menunjukan keberhasilannya dalam mempertahankan tradisi toleransi di tengah keberagaman budaya dan agama. Indonesia, kata Jokowi, juga mampu terus menjaga kerukunan dan mengelola keragaman etnisitas, suku, budaya, agama, dan kepercayaan.

Jokowi pun optimistis masyarakat ASEAN mampu menjadi katalisator perdamaian dunia, menjadi caring and sharing community, dan bukan hanya menjadi episentrum pertumbuhan namun juga episentrum harmoni yang menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia.

Karena itu, Jokowi menyambut baik peran konstruktif para pemimpin agama dan budaya di ASEAN. Ia berharap forum ini bisa menghadirkan sikap saling pengertian yang semakin luas dan menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan dan episentrum harmoni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement